Jangan Jadi Sarjana Google, Jadilah Sarjana Buku, itulah amanat yang selalu terngiang menjelang semester tua.Â
Menjadi mahasiswi tentu bukan suatu prestasi yanh harus saya umbar kemana mana. Terlebih saya merupakan orang kampung yang pergi ke kota untuk menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negeri.Â
Biasanya saat ada anak kampung yang bisa pergi ke kota maka orang tua akan mengumbar kepapada tetangga bahwa anaknya bisa kuliah ke kota, namun lain halnya dengam emak bapak saya dirumah. Saat berangkat ke kota, mereka berpesan "ojo lali omahmu, ojo isin asal muasalmu lan ojo gampang congkak lak sekolahmu wes lulus", pesan tersebut apabila diartikan janganlah kamu lupa dengan rumah, asal muasal, dan jangan mudah sombong saat sudah lulus lagi.Â
Pesan moral tersebut menuntut saya jika sudah lulus kuliah maka ada banyak tugas dan misi yang harus saya selesaikan terkait dengan pendidikan.
Mengingat kembali tahun 90-an, saya merupakan anak yang lahir di tahun 90 n akhir, sehingga walau saya besar saya masih mengikuti trend anak 90 an. Waktu itu yang paling saya ingat adalah negtrend nya buku diary. Pada saat itu akhirnya saya terbawa dan saya juga ikut ikutan nulis di buku diary.Â
Buku itulah yang akhirnya membantu saya untuk lebih rajin menulis dan meringankan beban hati saya. Dulu belum ada yang namanya status wa, insta story instagram atau bahkan facebook. Sehingga kami dilatih untuk menulis dan tidak perlu menyebar luaskan masalah kepada orang lain. Buku diary memberikan saya manfaat yang sangat besar.Â
Saya jadi rajin menulis dan sangat suka membaca walaupun pada awalnya saya hanya membaca buku diary hasil tulisan saya, lama kelamaan saya suka membaca berbagai buku mulai dari cerpen, novel, dan buku buku pelajaran (walaupun yang dilihat cuma gambarnya, wks). Â
Lalu apa kabar anak jaman sekarang?
Setelah melalui beberapa masa, akhirnya saya sekarang include pada jaman teknologi yang begitu dekat dengan manusia. Bahkan teknologi menjadi satu hal wajib yang manusia harus menggunakan mengaksesnya tiap hari.Â
Terbukti pada saat kuliah akhirnya saya tergantung sekali pada teknologi. Nah fokus saya kali ini adalah saya miris melihat anak anak jaman sekarang yang telah diperbudak oleh teknologi. Bahkan saya dan teman teman saya juga tanpa disadari ikut diperbudak oleh teknologi.Â
Terlihat saat kami ada tugas pembuatan makalah, atau pada saat UTS dan UAS. Kami akan berlomba lomba mencari di mbah google bukan malah pergi ke perpustakaan untuk mencari buku referensi makalah tersebut.Â