Mohon tunggu...
Fahma nuril izzati
Fahma nuril izzati Mohon Tunggu... Lainnya - 20th

Oh, i'm sorry, did i make you anxious?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digital Economy: Solusi Cerdas untuk Memakmurkan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

23 Januari 2021   08:11 Diperbarui: 23 Januari 2021   08:18 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemic Covid-19 hingga kini masih memberikan dampak yang signifikan terhadap semua sektor bidang yang ada di Indonesia. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, pendidikan, prasarana kesehatan dan budaya. Apalagi pandemic Covid-19 ini sangat mempengaruhi perekonomian yang ada di Indonesia. Dampak ini pun dapat dirasakan hampir di seluruh sektor perekonomian.

Di masa pandemic Covid-19 seperti ini, perilaku masyarakat dituntut harus berubah. Masyarakat dituntut untuk harus lebih mengutamakan menaati protokol kesehatan yang ada, yaitu salah satunya dengan menjaga jarak. Mulai dari kerja, belajar dan beribadah harus dilakukan juga dari rumah.

Sekarang ini juga banyak sekali mall, toko, café, warung makan dan pedagang kaki lima yang harus menutup usahanya atau membatasi waktu mereka untuk buka. Dikarenakan tempat-tempat seperti itulah yang menyebabkan orang-orang berkumpul atau terjadinya kerumunan. Pandemic covid-19 telah memberikan efek yang sangat dahsyat di dalam domino multisektoral (kesehatan, ekonomi, sosial dan keuangan), akan tetapi aktivitas ekonomi pun harus tetap dijalankan dan harus terus berjalan untuk menopang kehidupan namun tetap memperhatikan faktor kesehatan. Digital economy menjadi salah satu jawaban untuk tetap melakukan kegiatan perekonomin dengan mengutamakan protocol kesehatan. Digital economy telah membuat berbagai aktivitas itu menjadi jauh lebih efisien, ramah inovasi, dan model bisnisnya jugab bisa beraneka macam. Apalagi sekarang ini indomaret, alfamart dan alfamidi atau swalayan yang lain harus tutup jam 07.00, maka dari itu orang-orang akan sangat membutuhkan jasa online.

Digital economy mempunyai ruang berkembang dan bisa menciptakan level playing fields yang sama untuk semua orang. Dan yang terpenting adalah digital economy ikut mendorong inklusi sehingga seseorang bisa mendapatkan layanan tanpa harus bertatap muka. Di masa pandemic Covid-19 ini para produsen harus cerdas untuk membaca situasi terkini dalam menjalankan bisnisnya. Karena saat ini konsumen itu kebanyakan cenderung untuk mencari barang yang menjadi kebutuhan pokoknya dengan harga yang paling murah. Jadi para produsen itu harus bisa beradaptasi mengikuti kebutuhan konsumen. Dan juga yang paling terpenting disaat masa pandemic Covid-19 para konsumen juga membutuhkan layanan untuk delivery atau banyaknya usaha yang memiliki driver yang membuka layanan antar pesanan.

Kondisi pandemic Covid-19 juga mendorong penetrasi pengguna internet di regional, tercatat ada sekitar 40 juta pengguna baru di tahun 2020. Sehingga ditotal di Asia tenggara ada sekitar 400 juta pengguna internet, setara dengan 70% dari total populasi. Dengan adanya pembatasan sosial terbentuklah kultur baru seperti contohnya kegiatan bekerja atau bekerja di rumah, memberikan dampak pada konsumsi layanan yang meningkat secara drastic. Dan dari digital economy pun sangat member keuntungan bagi produsen maupun konsumen. Keduanya akan mendapatkan keunguntan yang banyak karena saling membutuhkan satu sama lain.

APASIH DIGITAL ECONOMY ITU ?

            Istilah ekonomi digital diperkenalkan oleh Don Tapscott pada tahun 1995 melalui bukunya yang berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence. Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang bertumpu pada teknologi digital internet. Tapscott mengungkapkan bahwa pada rezim ekonomi lama, informasi berbentuk fisik, sedangkan pada era ekonomi digital, informasi berbentuk digital. Dari definisi tersebut, ekonomi digital dapat dikatakan sebagai ekonomi baru sebab jaringan digital dan infrastruktur komunikasi menyediakan platform global tempat orang dan organisasi menyusun berkomunikasi, dan berkolaborasi dalam bidang ekonomi. Digital economy juga berarti aspek ekonomi yang berbasiskan pada pemanfaatan dan pemberdayaan teknologi informasi dan komunikasi digital. Ada lima teknologi yang paling berpotensi untuk memicu pertumbuhan digital economy, yaitu mobile internet, big data, internet of things, automation of knowledge dan cloud technology. Dan juga terdapat 7 sektor digital yang disorot, selain yang sebelumnya sudah ada, yaitu e-commerce, transport & food, online travel, online media dan financial service. Pada tahun ini, riset menambahkan dua lanskap bisnis baru yang mengalami pertumbuhan yang signifikan ditengah pandemic Covid-19 ini yiatu healthtech dan edtech.

            Peran strategis ini semakin meningkat sejak pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah demi menunjang protokol kesehatan seperti kebijakan work from home, physical distancing,social distancing bahkan sampai pada berlakunya kebijakan tatanan hidup baru (new normal). Ekonomi digital dapat mendorong peningkatan positif dan berkelanjutan bagi aktivitas-aktivitas ekonomi serta mampu meningkatkan pola pikir individu dan organisasi dalam pengambilan keputusan ekonomi, terutama sebagai akibat dari perkembangan internet dan teknologi perangkat seluler.

Di tengah pandemi ini, bisnis online e-commerce sangat digemari masyarakat karena dinilai paling efektif dan efisien terutama untuk tujuan kesehatan. Sistem pembayaran nontunai dan nirsentuh (cashless dan contactless) dinilai lebih aman secara kesehatan, selain tentu dinilai lebih efisisien. Ada banyak keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen dalam bisnis e-commerce. Selain bagi kedua pihak tersebut, negara juga dibantu dalam rangka upaya peningkatan ekonomi yang sedang lesu akibat virus Corona. Dengan demikian ekonomi digital dalam hal ini bisnis e-commerce mampu menjadi penopang perekonomian Indonesia selama masa pandemic Covid-19 ini karena masyarakat menggantungkan kehidupannya pada ekonomi digital. Tetapi Digital economy di Indonesia sendiri juga memiliki tantangan. Masyarakat akan dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan mudah dan cepat. Dan produsen akan mendapatkan keuntungan yang banyak.

5 TANTANGAN DIGITAL ECONOMY DI INDONESIA

  1. Cyber Security
  2. Persaingan yang semakin ketat
  3. Pembangunan sumber daya manusia 
  4. Ketersediaan akses internet yang mumpuni 
  5. Regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun