[Bandung, 9 November 2024] -- Kejahatan cyber kembali menghantui masyarakat, kali ini menyasar para pengguna Facebook yang tertarik dengan penawaran smartphone dengan harga di bawah pasaran. Modus penipuan jual beli smartphone melalui platform media sosial ini semakin marak dan menyebabkan banyak korban mengalami kerugian finansial.
Pelaku penipuan umumnya membuat akun Facebook palsu dengan foto produk yang menarik dan mencantumkan harga jauh di bawah harga pasaran. Hal ini dilakukan untuk memancing calon korban agar tertarik dan segera melakukan transaksi. Setelah korban tertarik, pelaku akan meminta pembayaran di muka melalui transfer bank atau metode pembayaran lainnya.
Sayangnya, setelah uang dibayarkan, barang yang dipesan tak kunjung diterima dan pelaku pun menghilang. Korban baru menyadari telah menjadi korban penipuan setelah berupaya menghubungi penjual namun tidak mendapat respons.
"Awalnya saya tertarik tuh karena harganya jauh di bawah pasaran karena kan harga I***** 15 masih tinggi di store. Saya pikir dapat rezeki nomplok. Tapi setelah transfer uang, akun penjual langsung hilang dan gak ada kabar lagi. Saya ngerasa kecewa banget dan rugi. Saya langsung bikin laporan hari itu juga ke Kepolisian setempat, karena kan ini masuknya penipuan ya."
Modus yang Sering Digunakan:
Akun Palsu: Pelaku menggunakan foto profil dan identitas palsu untuk membuat akun Facebook yang tampak meyakinkan.
Harga Miring: Penawaran harga jauh di bawah pasaran menjadi daya tarik utama bagi calon korban.
Tekanan untuk Segera Membayar: Pelaku seringkali memberikan tekanan agar korban segera melakukan pembayaran dengan alasan stok terbatas atau promo yang akan segera berakhir.
Blokir Kontak: Setelah uang diterima, pelaku langsung memblokir kontak korban sehingga sulit dilacak.
Tips Menghindari Penipuan: