Setiap manusia pasti memiliki cara tersendiri bagaimana proses belajar yang baik untuk dirinya. Hal ini berlaku untuk seseorang yang sudah berfikir dengan matang dan dapat membedakan. Beda halnya dengan pendidikan anak, anak tidak akan mengerti bagaimana  proses belajar yang baik untuk dirinya. Dengan keterbatasan pemikiran mereka yang masih dini tentunya. Inilah tugas sebagai orang tua, kita haru mengetahui bagaimana dan apa yang membuat proses belajar anak tersebut menjadi efektif.
Anak identik dengan rasa kebosanan yang sering kali muncul dalam belajar. Mereka sama sekali tidak bisa dituntut untuk selalu fokus akan suatu hal. Biasanya mereka memiliki cara tersendiri untuk memahami apa yang pelajari. Orang tua hanya bisa menuntun anak kepada apa yang membuat dia menjadi nyaman dalam menangkap ilmu.
Pernah dalam satu pertemuan dengan teman kecil saya, Muhammad dan Khadijah. Saya sedikit diajak berbincang dengan mama mereka. Dari keterangan yang saya dapatkan dari kedua anak tersebut memiliki pola penangkapan materi yang berbeda. Muhammad dengan mudah menghafal materi dengan caranya sendiri dan Khadijah yang suka bernyanyi dalam mengingat materi.
Tidak hanya itu mereka juga berbeda dalam cara menangkap materi. Muhammad dengan penangkapan materi yang cukup cepat dan Khadijah yang memerlukan beberapa waktu untuk bisa mengerti dan memahami apa ilmu yang ia dapat.
"Ustadzah, saya habis dapat bintang besar tapi bintangnya saya kasihkan Khadijah karena dia belum sekolah"
"Hari ini Muhammad mau minta kue 2 saja us, yang 3 kasihkan ke Khadijah saja. Karena kemarin Muhammad sudah pernah dapet kue  banyak dari jawab pertanyaan ustadzah"
Hal ini juga sering terjadi dalam saudara sekandung. Salah satu diantara mereka memiliki rasa simpatik dan empatik yang tinggi. Sehingga membiarkan hasil akan pemikiran mereka diberikan kepada orang lain. Biasanya mereka melakukan hal demikian kepada saudaranya bertujuan untuk saudara tersebut tidak mau kalah akan dirinya yang sudah mendapatkan hasil yang ia capai akan kerja kerasnya. Mengapresiasi apa yang sudah menjadi perjuangan saudaranya.
Dalam beberapa penggalam contoh diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa perbedaan gaya belajar anak sangatlah berbeda. Walapun mereka saudara kandung, atau bahkan kembar sekalipun. Perhatikan bagaimana cara belajar anak kita, selalu dampingi apa yang menjadi pengetahuan baru untuknya. Jangan enggan untuk menjawab apapun yang mereka tanyakan. Karena dari situ banyak muncul pertanyaan "Adek Sudah Faham Tidak ?" pada lisan kita. Sekali dua kali kita akan mendapati kata faham pada mereka namun tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali bertanya pada pertanyaan yang sama.
https://www.materibelajar.id/2016/04/teori-konsep-motivasi-pengertian-jenis.html
https://lenterakecil.com/faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar/