¹Fahim Mulabi, ²Muhammad Nofan ZulfahmiÂ
Pendidikan saat ini sangat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Kondisi ini seringkali membuat siswa kurang mendapatkan pengalaman langsung dari lingkungan sekitarnya, yang sebenarnya sangat penting untuk perkembangan kognitif, sosial, dan emosional siswa. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, kegiatan outing class memiliki peran yang sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran secara langsung. Outing class dapat dijadikan sebagai sebuah media pembelajaran yang memberikan sebuah pengalaman belajar siswa di luar lingkungan sekolah, dengan menghubungkan siswa melalui dunia nyata dengan mengeksplorasi lingkungan, alam, dan tempat-tempat edukatif lainnya.
Outing class adalah sebuah media pembelajaran yang menarik dan mnegedukasi siswa, karena outing class dapat menubuhkan minat belajar serta kemauan siswa dalam melakukan pembelajaran dengan mengebangkan berbagai keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Metode outing class memiliki karakteristik yang dapat mendukung pembelajaran, karakteristik tersebut diantaranya seperti kemampuan intelektual, strategi berfikir, pengetahuan lisan, serta kemampuan berperilaku dan motoric siswa. Melalui metode outing class, diharapkan kejenuhan di dalam kelas dapat berkurang, sehingga dapat menumbuhan motivasi suapaya bersemangat dalam mengikuti proses belajar siswa (Arkiyah, 2017:143-150).
UU RI No 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan terkait pendidikan. Pendidikan dijelaskan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan direncanakan dalam menumbuhkan lingkungan serta proses belajar yang dapat menjadikan siswa aktif dalam mengembangkan potensinya. Tujuannya supaya siswa memiliki keterampilan keagamaan, kemampuan mengendalikan diri, karakter, pengetahuan, moral yang baik, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, serta negara. Melalui kegiatan pembelajaran seperti outing class, siswa dapat memperluas wawasan dan pengalaman secara langsung dalam lingkungan nyata. Metode outing class juga sejalan dengan teori belajar kognitif (Zitteliana, 2003).
Teori pembelajaran kognitif menjelaskan pentingnya proses pembelajaran siswa dari pada sekadar hasil akhir. Belajar bukan hanya tentang pemberian pengetahuan serta mendapatkan umpan balik siswa, namun juga harus melibatkan keterampilan berpikir yang mendalam. Pembelajaran yang aktif terjadi melalui interaksi sosial dan pengalaman pribadi siswa. Teori ini berpendapat bahwa perilaku individu terbentuk dari pemahaman individu terhadap situasi yang dihadapinya. Perilaku tersebut didasarkan pada kognitif, di mana siswa mampu memahami situasi dan lingkungannya, sehingga perilakunya dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Ketika siswa terlibat langsung dalam proses belajar, mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Teori kognitif juga termasuk dalam pendekatan discovery learning (Ayuna, 2022).
Pendekatan Discovery learning merupakan metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk melakukan pengamatan, eksperimen, atau kegiatan ilmiah lainnya sehingga mereka dapat menyimpulkan hasil dari aktivitas tersebut. Pendekatan discovery learning menjelaskan betapa pentingnya memahami konsep dari partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar. Model discovery learning lebih berpusat pada pengembangan intelektual siswa yang berasal dari pengalaman siswa dalam proses belajar. Diharapkan dengan adanya penerapan discovery learning pada kegiatan belajar mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, khususnya  siswa sekolah dasar pada mata pelajaran IPAS (Fajri, 2019).
Model pendekatan discovery learning bisa diterapkan di tingkat sekolah dasar, khususnya pada pembelajaran IPAS. Penggunaan pendekatan discovery learning memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengalaman langsung, yang dapat menumbuhkan minat siswa serta mendukung siswa mengubah rancangan yang awalnya tidak nyata menjadi kegiatan yang nyata dan rasional. Model pendekatan discovery learning juga memberikan peluang kepada siswa untuk menjelajahi berbagai pengetahuan lain yang sebelumnya belum pernah didapat di luar buku pembelajaran. Model ini dapat merangsang kreativitas siswa, Â rasa percaya diri dapat meningkat, dan siswa belajar untuk bekerja sama. Salah satu keunggulan penerapan pendekatan discovery learning dapat membantu siswa memahami rancangan serta gagasan dengan tepat, serta memotivasi siswa untuk menghasilkan ide baru dengan menggunakan ragam sumber pembelajaran yaitu salah satunya dengan metode outing class (Pujiati, 2021).
Metode outing class berbasis discovery learning dapat diterapkan dalam pembelajaran IPAS di tingkat sekolah dasar, yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap pemahaman konsep siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan outing class menunjukkan peningkatan pemahaman yang lebih baik terhadap materi-materi abstrak, seperti hubungan manusia dengan lingkungan. Melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan alam, siswa dapat menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan fenomena nyata. Dengan begitu pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik, yang berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar pada siswa. Metode outing class berbasis discovery learning bukan hanya memfasilitasi siswa dalam pemahaman pada materi pembelajaran IPAS secara lebih mendalam, namun juga membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan nyata.
Kesimpulannya, penerapan metode outing class berbasis discovery learning pada mata pelajaran IPAS efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Melalui pengalaman langsung di lapangan, siswa menjadi lebih mudah dalam menyerap rancangan pembelajaran yang bersifat tidak nyata dan mampu menghubungkannya dengan situasi nyata. Metode ini juga mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, mengembangkan kemandirian, kreativitas, serta meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpikir kritis. Dengan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan interaktif, metode ini mampu memperkuat pemahaman dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPAS.
Â
Daftar Pustaka:
Arkiyah, N. (2017). Prosiding: Semi Loka Nasional Inovasi Perpustakaan (Hlm. 143--150).