Langsung tidur.
Jam tiga kurang seperempat, handphone saya bunyi. Telepon kamar pun bunyi. "Morning call, Bu," kata petugas hotel.
Saya memang langsung bangun, mandi. Tetapi selepas mandi, rasa kantuk masih menyerang. Maka ku putuskan untuk tidur lagi. Apalagi mengingat jadwal kami Sabtu siang ini memang padat sekali.
Pukul enam pagi, temen-temen sudah datang dari Pasar Terapung. Ku lihat tak ada cerita yang begitu excited dari mereka. Jadi, aku tak terlampau menyesal tidak ikut dalam rombongan ke Pasar Terapung.
Siangnya, setelah acara, kami menyempatkan diri untuk menonton lomba dayung di Banjarmasin. Kebetulan, orang yang mengantar kami kemana-mana adalah salah satu panitianya. Dia pun bisa mengatur ketika kami datang lomba belum benar-benar selesai.
Kami cukup menikmati kegiatan di kota ini. Yang enggak bisa kami tahan adalah teriknya matahari. Cuaca demikian panas. Saya yang sehari-hari berkegiatan di Jakarta saja mengeluh tentang panasnya matahari di tempat ini. Hampir mirip-mirip dengan Palu, matahari di kota ini terasa berada di atas kepala. Padahal, setelah saya cek di google, berapa suhu hari ini..ya cuma sedikit lebih panas dari Jakarta. Sekitar 34 derajad Celcius. Tetapi rasanya bo...
Entah kenapa demikian panas..padahal Banjarmasin enggak tepat-tepat amat di garis katulistiwa.
Di atas segalanya, saya cukup senang punya kesempatan mengunjungi kota seribu sungai ini. Senang bisa menikmati Soto Banjar, ikan gabusnya, dan masakan lainnya.
Habis lebaran, temen sudah mengajak ke Pulau Halmahera. Ah semoga ada kesempatan ke sana. Atau ke tempat yang lebih jauh.