Mohon tunggu...
Hanif Hasan
Hanif Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Tarjamah di UIN Syarif Hidayatullah 1 Jakarta

Fans berat Manchester United dan Persija Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk yang Terjadi Akibat Serangan Bom di Indonesia

6 Desember 2020   12:10 Diperbarui: 15 Desember 2020   10:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Seperti kita ketahui bersama, bahwa serangan bom di Indonesia sangat meresahkan seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, karena dengan kehadiran beberapa oknum yang melakukan tindakan kriminalitas tersebut tentu sangat membahayakan sejumlah orang yang berada di sekelilingnya. Entah apa yang mereka pikirkan sampai tega melakukan hal tersebut, yang mana tindakan tersebut tentu sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, tak hanya itu mereka para oknum yang melakukan tindakan kriminalitas tersebut tentu sudah merencanakannya dengan persiapan yang matang. Lantas bagaimana caranya tindakan kriminalitas tersebut dapat dimusnahkan sampai ke akarnya?, mungkin hal ini kita serahkan kepada pihak berwajib yang bertugas untuk mengamankan masyarakat dari segala bentuk tindakan yang ada di negara tercinta kita Indonesia serta diri kita sendiri untuk bersama-sama menumpas ,tindakan kriminalitas tersebut.

          Dikutip dari sebuah buku karangan DS Narendra yang berjudul “Teror Bom Jamaah Islamiyah” di dalam buku tersebut tertulis bahwa dari segi non ekonomis, serangan bom yang terjadi di negara tercinta kita ini membuat dunia mempersepsikan Indonesia sebagai tempat yang tidak aman. Sebelum terjadinya serangan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Manchester United yang di rencanakan melakukan pertandingan ekshibisi dengan kesebelasan Indonesia All Star. Begitu serangan bom terjadi, pemerintah Inggris langsung melarang Manchester United datang berkunjung ke Indonesia. Maka tak di pungkiri lagi batal rencana kunjungan Manchester United yang sudah sangat dinanti-nanti oleh jutaan pengggemar sepak bola di Indonesia. Tidak hanya pencinta sepak bola saja yang di rugikan akan tetapi seluruh masyarakat Indonesia terkena imbasnya. Karena dengan batalnya rencana kedatangan Manchester United ke Indonesia serta berimbas pada citra Indonesia sebagai tempat yang tidak aman Manchester United mungkin menjadi korban dari tindakan kriminal ini karena mereka sampai trauma jika ingin kembali berkunjung ke Indonesia dilain waktu, padahal ada jutaan fan mereka di Indonesia yang rela menunggu mereka untuk datang berkunjung ke Indonesia.

         Tentu dengan adanya serangan bom yang terjadi di sebagian daerah Indonesia membuat kita merasa was-was akan adanya peristiwa ini terjadi kembali di lain waktu, tak hanya itu Indonesia juga mengalami kerugian yang signifikan. Berdasarkan dari buku karangan DS Narendra yang berjudul “ Teror Bom Jamaah Islamiyah” tertulis data yang menjelaskan tentang penurunan neraca pembayaran pada tahun 2003 yang mencapai 20% akibat bom Bali 1. Jika sumbangan dari sektor pariwisata pada neraca pembayaran 2001 sebesar US$ 5,4 miliar, maka tahun 2003 devisa dari sektor ini berkurang hingga mencapai US$ 1,1 miliar. Tak hanya itu serangan bom yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton juga menyebabkan kerugian material yang tidak sedikit. Tak diketahui berapa persisnya nilai kerugian kerusakan gedung beserta isinya. Namun PT. Ansuransi Bintang Tbk sudah membayar uang pertangggungan ansuransi ke Hotel JW Marriot yang rusak akibat serangan bom tersebut sebesar 600.000 dolar Amerika Serikat.

         Indonesia juga seakan-akan di cap sebagai tempat yang tidak aman bagi para wisatawan mancanegara yang ingin berkunjung ke Indonesia, karena dengan adanya banyak kasus serangan bom yang terjadi di Indonesia. Indonesia di presepsikan sebagai tempat yang tidak aman dan kondusif bagi wisatawan asing yang ingin berkunjung. Dilansir dari sebuah buku yang berjudul “Teror Bom Jamaah Islamiyah” karangan DS Narendra tertera bahwa Indonesia menjadi langganan teror bom kelompok Islam Radikal selama tahun 2000an. Serangan dengan motivasi yang jelas berawal pada 1 Agustus 2000 dengan sasaran kedutaan besar Filipina yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Bom meledak dari mobil yang diparkir di halaman depan. Akibatnya, 2 orang tewas dan 21 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday. Teror bom kelompok radikal terus terjadi selama tahun 2000an yang puncaknya terjadi pada tahun 2009 dengan sasaran Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton.

 

Daftar Pustaka

Narendra, D. S. (2015). Teror Bom Jamaah Islamiyah. Pionir Ebook.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun