Mohon tunggu...
fauzia ariani
fauzia ariani Mohon Tunggu... -

Alumnus ilmu Hubungan Internasional sekaligus salah satu pengajar bahasa Italia di Yogyakarta. Sangat menyukai kesenian, terutama piano dan seni tari tradisional maupun modern. Senang belajar bahasa dan budaya, traveling, memasak, dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tercinta yang Porak Poranda

17 Agustus 2010   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu Indonesiaku,

Kau hijau zamrud beradu dengan kebun sawit yang makin mendayu,

Kau sawah di antara apartemen mewah,

Kau para pekerja keras di antara para pemalas,

Dan kau, hei Indonesiaku,

Jadilah tetap pemuda-pemuda idealis di antara para liberalis.

Bukan tak cinta, jika aku masih cuma punya barisan kata.

Bukan tak sayang, jika tak mampu aku berorasi lantang.

Bukan diam, jika lilinku masih saja temaram.

Sebentuk negeri yang poranda dalam damainya,

Berperang tanpa pedang,

Menelan hak saudara demi perut keluarga,

Menggerus rumah-rumah bambu untuk gedung-gedung baru.

Ini negara milik kita semua,

Ini negeri milik kita sendiri,

Tak ada yang boleh menghalangi kita berdiri.

Lesatkan kembali panah-panah ramah,

Meniati langkah kaki untuk keagungan negeri.

Beda tak menjadikan kita buta,

Karena warna kita memang tak perlu sama.

Jelata bukan berarti tak berdaya,

Karena dua ratus juta jumlah kita.

Kita hanya bisa melakukannya bersama,

Menata kembali yang porak poranda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun