Program Kreativitas Mahasiswa merupakan wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi  Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (DIKTI) dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas.Â
Program ini merupakan penerus dari Program Karya Alternatif Mahasiswa yang dibentuk pada tahun 1997, yang kemudian berganti menjadi Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2001 demi memperluas cakupan dan mengurangi batasan bagi mahasiswa dalam berkreasi. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) masuk dalam agenda kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh DIKTI. Â Melihat kesempatan yang telah ditawarkan oleh pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan hal yang kami pelajari di saat perkuliahan, kami tertarik untuk mengikuti program kegiatan ini.
Kemudian kami memutuskan untuk membuat sebuah kegiatan yang melibatkan peran masyarakat. Berangkat dari keprihatinan terhadap kurangnya kepedulian warga Indonesia, terutama Yogyakarta akan penyakit diabetes melitus dan keinginan kami untuk melakukan kegiatan untuk masyarakat, maka kami memutuskan untuk membuat sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau yang lebih dikenal dengan singkatan PKM-M. Kami mengikuti kegiatan PKM-M dibawah naungan instansi pendidikan yaitu Universitas Sanata Dharma.Â
Kelompok kami terdiri atas 5 orang, yaitu YB. Abraham (Farmasi/2014) sebagai ketua pelaksana PKM-M, dengan beranggota Venerabella Arin (Farmasi/2014), Fransisca Revana Restiana (Farmasi/2014), Kevin Cahaya Putra (Farmasi/2015), dan Vania Mitzi Dinata (Matematika Murni/2015). Dalam pelaksanaan program ini, kami juga dibimbing oleh dosen kami yang bernama Dita Maria Virginia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini kami beri nama Saccharum Lactis (Sadari, Cegah, dan Atasi Penyakit Diabetes Melitus Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia) yang dilakukan di Dusun Dukuh, Desa Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.Â
Dulunya, dusun Dukuh merupakan desa wisata dengan masyarakat yang produktif, namun saat ini warga di dusun ini telah banyak yang berusia lanjut dan kurangnya regenerasi sehingga desa wisata ini tidak dapat diolah dengan baik. Selain itu Dusun Dukuh juga memiliki latar belakang kesehatan yang kurang baik, dan lokasinya cukup jauh dari unit kesehatan seperti rumah sakit, atau apotek. Sehingga kami tergerak untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di Dusun Dukuh.
Selama pelaksanaan program Saccharum Lactis, warga Dusun Dukuh menyambut kegiatan ini dengan sangat antusias. Dalam sesi tanya jawab saat sosialisasi berlangsung, semua warga antusias untuk bertanya dan ingin mengetahui pentingnya pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit diabetes melitus. Jumlah warga yang datang pada sosialisasi dan tahap pengecekan kadar gula darah, asam urat, kolesterol dan tekanan darah sudah memenuhi target kami, dengan hasil pemeriksaan rata-rata warga Dusun Dukuh memiliki gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah yang tinggi.Â
Hal tersebut menjadi keprihatinan bagi kami karena sebagian warga tidak pernah memeriksakan kesehatanya dan tidak mengetahui akibat dari tingginya gula darah, asam urat, kolesterol, dan tekanan darah. Setelah warga menerima hasil pemeriksaan kesehatan, kemudian kami memberikan edukasi dan saran-saran untuk melakukan pola hidup sehat untuk mengontrol gula darah, asam urat, kolesterol dan tekanan darah yang tinggi.
Sebagai tanda terimakasih, kami menghibahkan alat untuk memeriksa diabetes, kolesterol dan gula darah pada warga. Selain itu kami juga melakukan kegiatan kaderisasi pada warga agar mereka dapat menggunakan alat itu secara mandiri supaya dapat selalu memantau kesehatan masing-masing. Serangkaian program yang telah kami lakukan dalam pengabdian kepada masyarakat di Dusun Dukuh, Desa Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta, merupakan kesempatan dan memberikan banyak pelajaran baru yang mungkin tidak kami terima selama masa perkuliahan.Â