karya musik tradisional di indonesia sangat beragam dari kekayaan budaya yang ada di Indonesia ini mencirikan sebuah negara yang berbudaya bhineka tunggal ika. Namun perlahan berbagai kebudayaan  semakin tergeser dengan adanya pengaruh perkembangan zaman. Oleh sebab itu kita sebagai generasi muda mari bersama mengapresiasi karya seni tradisional agar keberadaan dan pelestarianya tetap terjaga. Mengapresiasi berarti kita berupaya mengenal, menghargai, mempelajari, menyanyikan karya musik tradisi hingga melestarikan karya seni tradisional. Salah satu bentuk pertunjukan yang akan kita bahas saat ini adalah kesenian tradisional Gaok.
Gaok berasal dari kata ngagorowok (berteriak) yang awal mulanya tercipta ketika adanya sekelompok orang di daerah majalengka, yang berlatarbelakang mayoritas masyarakat agraris mengisi kegiatan sehari - hari nya di ladang. kemudian mereka saling bersahutan bergunggam dengan keras dan menggunakan Teknik cengkok sunda (ngahaleuang patembal tembal) dengan irama salendro maupun pelog yang bertujuan untuk mengusir kesunyian dari kebun satu ke kebun lainnya, dikarenakan pada saat itu letak ladang dan kebun saling berjauhan.
Gaok adalah sebuah kesenian tradisional di Kabupaten Majalengka yang berawal dan berkembang di Desa Kulur. Dimulai dengan masuknya ajaran agama Islam yang disyiarkan oleh Pangeran Muhamad dari Cirebon Seni Gaok masuk ke wilayah Majalengka. Kesenian Gaok adalah kesenian yang menampilkan Pupuh yang merupakan pengembangan vokal sunda dan tembang dominan dalam pertunjukan Gaok ini. Membawakan cerita, kisah, ataupun legenda yang diambil dari daerah Majalengka Jawa Barat dengan istilah Wawacan.
Berkaitan dengan peranannya Gaok pada zaman dahulu sebagai pertunjukan ritual Ruwat / upacara penolak bala juga syukuran hasil bumi panen di kebun (Mapag Dewi Sri) yang diadakan di bale. Namun sekarang mulai beralih fungsi kepada kegiatan lainya seperti 7 bulanan / ngayun (syukuran 40 hari kelahiran bayi) bahkan dalam hiburan seperti Ulangtahun, khitan, menikah, Festival seni dan sebagainya. Dalam perkembangan masa kini ternyata kesenian Gaok mulai meredup keberadaanya hal ini tentu memprihatinkan terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus untuk menggenggam nilai nilai serta karakter berbudaya indonesia.
Gaok ini Termasuk golongan seni buhun yang telah mengalami pengaruh dari leluhur atau sinkretisme antara nilai budaya etnis Sunda Buhun yang bernuansa Islam, yang dibawa dari Cirebon. Di dalam pertunjukan Gaok ini selalu diawali dengan bacaan Basmalah, dan biasanya dilakukan upacara persembahan sesajen kepada para leluhur (upaya menghargai sebagai simbol rasa syukur atas hasil yang didapat) yang dilaksanakan sebelum memulai Seni Gaok. Berupa Parawanten (aneka ragam makanan/minuman) Pangradinan (minyak kelapa, bunga-bunga) Parupuyan (perapian). serta alat music yang unik untuk ngagoongan yakni Songsong dan buyung.
sedangkan bahasa yang disampaikan adalah bahasa Sunda. Terdapat dalang, juru mamaos tukang naekeun di setiap baris (padalisan) dan alok pada setiap akhir bait. Dan juga Pakaian Kampret hitam khas Sunda, dan menggunakan ikat di kepala nya.
Pertunjukan gaok biasanya disesuaikan dengan tema dalam acara nya jadi bisa berbeda penggunaan pupuhnya
Misalnya Asmarandana melambangkan kasih sayang
Pada 7 bulanan atau pemberian nama bayi / ngayun 40 hari lahir bayi
Kemudian pada menyambut padi (dewi sri)
Ada juga pupuh Dangdanggula yang karakternya agung biasanya Ada yg ditampilkan pada acara formal Seperti, contoh dalam beberapa video pertunjukan gaok yang banyak ditampilkan. Dibawah ini merupakan cuplikan Naskah Gaok yang menggunakan langgam Pupuh Dangdanggula.