Â
Lokasi dan Sumber Sejarah
Kesultanan Aceh terletak di Aceh Rayeuk yang sekarang namanya Aceh Besar. Kesultanan ini didirikan oleh Ali Mughayat Syah pada tahun 1496, di atas bekas wilayah Kesultanan Lamuri yang ditaklukan Mughayat Syah. Awalnya, Aceh merupakan bagian / semacam kerajaan bawahan dari Kesultanan Pedir.Â
Karena itu, penentuan awal Aceh sebagai sebuah kesultanan adalah ketika Mughayat Syah dilantik menjadi sultan pada 1507, setelah berhasil menaklukan Pedir serta kesultanan-kesultanan lain sekitarnya, seperti Daya, Lidie, dan Nakur.
Keempat kesultanan tersebut juga dibangun atas puing-puing Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada sebelumnya seperti Indra Purba, Indra Purwa, Indra Patra, dan Indrapura.
Aceh merupakan salah dari satu kerajaan Islam yang besar, karena kemampuannya mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya menentang hegemoni bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuan menjalin hubungan diplomatic dengan negara-negara lain.
Sumber sejarahnya merupakan kitab Bustanussalatin  karya Nuruddin ar-Raniri tahun 1637, yang berisi tentang silsilah sultan-sultan Aceh dan batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah. Di batu nisan ini disebutkan beliau wafat pada 12 Zulhijah tahun 936 H atau 7 Agustus 1530 M.Â
Baca juga : Ulama Asal Palestina Syekh Abdullah Kan'an, Pendiri dan Mufti Pertama Kesultanan Aceh
Kondisi Politik
Aceh berkembang pesat ketika Pasai berada di ambang keruntuhan karena serangan Majapahit sekitar tahun 1360. Pasai akhirnya menjadi bagian dari Kesultanan Aceh pada tahun 1524.