Mohon tunggu...
Fadzul Haka
Fadzul Haka Mohon Tunggu... Follow Thyself!

Wirausahawan yang menyamar jadi penulis. Di samping tulis-menulis dan berdagang, saya mengaktualisasikan gelar Sarjana psikologi dengan merintis riset mengenai dramatherapy dan poetry therapy secara otodidak. Nantikan tulisan saya lainnya: Cerpen dan Cerbung Jum'at; Puisi Sabtu; dan Esai Minggu. Saya senang jika ada kawan diskusi, jadi jangan sungkan-sungkan menghubungi saya: email: moch.fariz.dz13@gmail.com WA: 081572023014

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Keheningan Eksistensi

26 Juni 2018   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2018   18:22 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang bersedih ini adalah peziarah

yang mengikuti jejak-jejak hujan

ke kesunyian danau dan berkaca

menemui diri sendiri dan segalanya

bening kecuali sepasang mata yang dulu menyaingi

elok rembulan. Kini hanya bayangan yang tersisa

di sana, dari luapan duka bak arus banjir

merenggut kekasihnya hanyut ke entah, ke kedalaman lumpur

hitam yang membusuk melekat padanya sebagai lebam yang melulu meradang

Di hadapan kesunyian peziarah itu mengadahkan tangannya

langit terbuka seolah menyambut persembahannya dan Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun