Mohon tunggu...
Fadya Asmadina Aulia
Fadya Asmadina Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan

Saya seorang mahasiswi pendidikan Profesi Guru Prajabatan sekolah dasar. Di blog ini saya akan membagikan opini seputar dunia pendidikan khususnya Pendidikan dasar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Understanding by Design sebagai Pendekatan Pengembangan Kurikulum

22 Maret 2024   19:44 Diperbarui: 22 Maret 2024   19:50 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo salam sejahtera untuk semua pegiat pendidikan! Dalam artikel kali ini saya akan mengulas tentang kerangka backward design dalam pendekatan Understanding by Design untuk pemgembangan kurikulum

Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran?

  Implementasi UbD dalam pembelajaran melibatkan tahapan awal di mana guru merancang pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Langkah pertama adalah menetapkan tujuan pembelajaran sebagai landasan. Selanjutnya, guru merancang bukti penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, termasuk penggunaan tugas kinerja yang relevan. Penekanan utama adalah memastikan bahwa bukti penilaian tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran agar tidak menimbulkan kebingungan bagi guru dan peserta didik. Berbagai metode penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat digunakan oleh guru. Setelah itu, guru merancang pengalaman belajar yang bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Analisis Implementasi UbD di Indonesia

Kerangka kerja UbD saat ini sudah diterapkan di pendidikan Indonesia khususnya dalam kurikulum merdeka. Hal ini tercermin dari pendekatan kurikulum merdeka yang berdiferensiasi sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Pendekatan Understanding by Design (UbD) melibatkan tahap penentuan hasil belajar sebagai landasan untuk merancang skenario pembelajaran, di mana pendidik juga perlu membuat rubrik asesmen setelah melakukan diagnostik terlebih dahulu. Backward design, atau alur mundur, dalam pengembangan UbD memiliki kesamaan dengan tahapan perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka memiliki tujuh tahapan perencanaan pembelajaran, mulai dari menyusun tujuan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran, yang merupakan respons pemerintah terhadap krisis pembelajaran pasca pandemi. Dalam implementasi perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka, alur mundur diharapkan dapat mengendalikan output pembelajaran peserta didik, memastikan pemahaman yang mendalam terhadap tujuan pembelajaran.

Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD?

Dalam Understanding by Design, pembelajaran dan pemahaman menjadi fokus utama yang ingin dicapai. Pemahaman siswa menjadi prioritas yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Ada enam aspek pemahaman yang harus dikuasai oleh siswa, seperti kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menerapkan, memiliki perspektif, berempati, dan memiliki pengetahuan diri sendiri. Asesmen formatif dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Terdapat tiga komponen penilaian dalam asesmen formatif, yaitu umpan balik, penilaian oleh rekan sejawat, dan penilaian diri sendiri. Asesmen formatif dianggap cocok karena menekankan pada penilaian selama proses pembelajaran. Umpan balik dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan keterampilan dalam mengerjakan tugas, dan memberikan pemahaman tentang kemajuan belajar yang telah dicapai. Penilaian oleh rekan sejawat juga dapat mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran, sehingga mereka dapat belajar secara mandiri dan lebih terlibat. Selain itu, penilaian diri sendiri dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dan membentuk kebiasaan berpikir yang baik. 

Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD?

Peran guru dalam implementasi Understanding by Design adalah sebagai perancang dan fasilitator yang merancang setiap tahapan pengembangan pendekatan. Tahapan pertama adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, di mana guru secara rinci menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Tahapan kedua melibatkan penentuan metode penilaian atau asesmen, yang mencakup rencana asesmen diagnostik, asesmen sumatif, dan formatif, dengan penjelasan rinci tentang setiap aspeknya. Tahapan ketiga melibatkan merancang pembelajaran berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan di awal pembelajaran, yang berguna untuk menilai kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan hasil asesmen, guru perlu memodifikasi rencana pembelajaran dan membuat penyesuaian strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, guru juga bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran, menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memantau kemajuan belajar, dan melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga dapat digunakan sebagai asesmen awal untuk pembelajaran berikutnya.

Daftar Rujukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun