Mohon tunggu...
Ulfa Mutia
Ulfa Mutia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/Program Studi Ekonomi Syariah/Universitas Alma Ata Yogyakarta

Keep Reading

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Digital, Era Candu Sosmed

9 November 2021   09:00 Diperbarui: 9 November 2021   09:14 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era modern sekarang ini, siapa yang tidak mengetahui teknologi komunikasi digital?. Perkembangan yang semakin luas dan pesat membuka peluang lebar masyarakat untuk  mengenal dunia digital. Baik dari kalangan anak-anak, generasi muda hingga kaum lansia, tidak sedikit dari mereka sudah menggunakan komunikasi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

Tak terhitung jumlahnya pengguna teknologi digital sekarang ini, bahkan teknologi digital menjadi candu yang sulit dikendalikan. Dimana kebutuhan yang menjadi dasar saat ini tidak hanya sandang, pangan dan papan, akan tetapi juga internet.

Tidak dapat dipungkiri, penyebaran Virus Covid-19 yang bahkan sampai sekarang belum terselesaikan mengakibatkan rutinitas sehari-hari yang biasanya sering dilakukan di luar ruangan maupun offline kini beralih dengan online menggunakan teknologi digital. Mulai dari pendidikan sekolah dasar, mahasiswa, wirausahawan, enterpreneur, pegawai kantor, sampai masyarakat umum. Di era modern saat ini, banyak aktivitas yang melibatkan teknologi digital baik untuk bermain, bekerja, belajar, maupun berbelanja.

Komunikasi digital mampu mengirim dan menerima pesan ataupun berinteraksi melalui platfrom digital yang berbasis internet. Banyak sekali perangkat digital yang mampu digunakan untuk komunikasi. Bentuk komunikasi digitalpun bermacam-macam, seperti yang kita ketahui seperti chatting di media sosial mulai dari BBM, Twiter, Line, Email, Instagram, Youtube hingga WhatsApp. Maupun platform yang populer digunakan saat ini seperti Google Meet, Google Classroom, Microsoft Teams, Zoom dan sebagainya.

Meskipun komunikasi digital memberikan banyak manfaat, akan tetapi jangan sampai kita dimanfaatkan oleh teknologi digital. Komunikasi digital dapat mempengaruhi kebiasaan hidup masyarakat, dampak negatifpun tak dapat disangkal. Sekarang ini marak terjadi seseorang yang mengorbankan harga diri hingga nyawa hanya untuk trending dan meningkatkan citra dirinya dengak kata “viral” di dunia maya. 

Bahkan tak sedikit caci makian yang dilontarkan para netizen yang tidak beretika dan bertanggung jawab, bullying di sosial media, penipuan, pelecehan, berita-berita hoaks, banyak dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan teknologi digital yang disalahgunakan.

Pertanyaannya sekarang, seberapa sering anda membuka media sosial?, berapa kali anda memposting aktivitas anda selama satu hari? Berapa lama anda berinteraksi dengan gadget anda?, Apakah anda mampu menahan diri untuk tidak melihat gadget anda 3 atau 4 jam dalam sehari?.

Oleh karena itu, perlu adanya etika dalam berkomunikasi digital serta bijak dalam penggunaanya sehingga dapat memperoleh manfaat yang maksimal serta terhindar dari kecanduan. 

Pengguna teknologi digital perlu dibekali pengetahuan dan wawasan mengenai teknologi digital agar kecanduan yang diperkirakan dapat berdampak positif sesuai kebutuhan, bukan ke arah negatif yang sulit dikendalikan serta harus pandai-pandai membatasi diri di dunia virtual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun