Terseok aku meranaÂ
Bukannya sukacita yang kudapat tapi justru lukaÂ
Aku tersiram api rindu dan terbakar sekedipan temuÂ
Pelangimu justru membuatnya membara tak terkiraÂ
Akulah penyakitan yang terdampar lautan pengharapanÂ
Bila hanya sekejap mata, mana mungkin sesak ini bisa terbebaskan?Â
Manusia ini ingin rakus melihatmu sepanjang detak detikÂ
Hingga rembulan kurasa nihil sinar sebab tertutup afsun TuanÂ
Anjangsana memang kudambaÂ
Sebab rindu ini memang mencekikku kian erat lama-lamaÂ
Tapi ternyata sekelebat bayangmu justru membayangiÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!