Mohon tunggu...
Hening Mangesti
Hening Mangesti Mohon Tunggu... Lainnya - Ning04_

Anak manusia yang suka senyum dan ketawa👣

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Potret Murni Renjana

18 Mei 2023   22:38 Diperbarui: 18 Mei 2023   23:01 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pikbest

Seorang hawa meringkuk kesakitan, penantian yang dikandung keluar menjelang. Ribuan rahsa lara melebur jadi satu, mencabik-cabik daksa pun jiwa. Tangisnya berulang diusap, bulir keringat deras membasah, tapi ia tetap tabah.

Lalu setelah berjuang menahan lara; di antara ambang nyawa, tangisnya berubah haru. Sakitnya mendadak lenyap bak ditelan langit, sebab dari garbanya muncul sebuah jiwa baru yang menerbitkan senyum lega di wajah nirwananya. Ia berikan darah putih sucinya segenap jiwa, dipandang wajah buah hatinya dalam; setelah itu, doa-doa yang dilangitkan hanya tentang anak dalam peluknya.

Dan yang diperjuangkan mati-matian sampai napasnya tergadaikan adalah aku. Anak tak penurut, suka membantah, dan tak bisa diandalkan. Mungkin jikalau boleh memilih ia tak ingin aku menjadi bagian hidupnya, tapi bisa apa ia bila takdir telah memutuskan? dengan kalis pasrah pun rela membesarkan dengan segenap adorasi dan afeksi. Dialah malaikat sesungguhnya yang membumi dengan renjana murni pun tanpa rahsa tapi . 

Pekalongan, 18 Mei 2023

(^)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun