Tau khan rambut gimbal?
Kalau anda pernah ke bali pasti tidak asing lagi dengan rambut gimbal. Bahkan di pantai kute banyak anak-anak muda bali yang menjajakan jasanya untuk menggimbalkan rambut bule-bule atau turis lokal.
Untuk lebih mengingatkan. Saya akan sebut sebuah nama yang paling fenomenal. Bob Marley. Musisi yang terkenal dengan lagu-lagu regenya ini. Sangat di agung-agungkan dikalangan kaum tertindas.
Seingat saya rambut gimbal kembali ngetrend di tahun-tahun 90-an. Kebetulan saya sempat mengecap trend itu. Dimasa kuliah dulu, rambut saya sempet gondrong. Dan gondrongnya waktu itu kurang mengenakkan bagi saya. Karena jenis rambut saya yang ikal-ikal cenderung kribo!
Tapi anehnya temen-temen saya banyak yang suka sama jenis rambut seperti saya. Sementara saya, sebenarnya lebih suka kalau rambut saya berjenis lurus. Makanya pada saat itu saya sempet gonta ganti model. Bahkan saya sempat beberapa kali ke salon untuk bonding. Ha ha ha.. perbuatan yang memalukan kalau saya ingat-ingat lagi. Tapi karena akar aslinya kribo, yah kembali lagi menjadi kribo.
Akhirnya saya biarkan saja begitu. sesudah keramas biasanya saya tidak sisiran. Dan kebiasaan itu, akhirnya membentuk rambut saya menjadi gimbal alami. Walau tidak gimbal seperti bob Marley atau alm mbah surip. Melainkan ikal yang membentuk gumpalan-gumpalan rambut yang teratur.
Pada saat rambut saya sudah menggimbal. Apakah saya masih butuh sisir? Tidak! Saya hanya butuh 5 jari kanan dan 5 jari kiri untuk mengurai rambut saya agar tidak tergumbal menjadi satu gumpalan rambut yang besar.
Sisir sudah tidak berguna lagi ketika rambut saya sudah menjadi gimbal. Jika saya tetap ngotot melakukan itu, mungkin saya akan kehabisan ongkos untuk bolak-balik membeli sisir. Karena semua sisir yang saya gunakan, sudah dipastikan patah!
Memiliki rambut gimbal sangat mencerminkan sifat praktis. Orang yang berambut gimbal, tidak ingin repot-repot mengurus rambutnya setiap hari. Menyisir, mengikat atau creambath sekalipun. Gimbal itu maksudnya supaya praktis. Jadi Tidak butuh sisir!
Berkaitan dengan rambut gimbal dan sisir, sebenarnya kita bisa memetik sebuah pesan bijak didalamnya. Bahwa dalam konteks kehidupan, ada kalanya kita sudah tidak memerlukan lagi akan sesuatu yang kita idam-idamkan. Karena sesungguhnya apa yang kita inginkan tersebut tidak kita perlukan.
Tapi kadang-kadang kita ngotot untuk tetap memiliki sesuatu yang kita inginkan tersebut. Walau sesuatu itu bukanlah yang benar-benar kita butuhkan. Seperti layaknya seorang yang berambut gimbal menginginkan sisir. Buat apa gitu loh? Toh sisir itu justru akan merusak rambut gimbalnya. Begitu juga sebaliknya, rambut gimbalnya akan merusak sisirnya. Sia-sia bukan?
Contoh yang paling relefan.
Katakanlah Seorang yang memiliki profesi yang mapan. Entah sebagai pejabat pemerintah atau pejabat swasta. Yang terjebak dalam kasus korupsi.
Jabatan sudah bagus, pendapatan pasti bagus. Tapi kenapa masih melakukan korupsi? Apakah harta yang dimilikinya masih kurang memuaskannya? Celakanya, jawabannya memang “iya”.
Maka tindakan korupsinya (sisir) telah merusak jabatan dan kehidupannya (rambut gimbal) begitu pula sebaliknya. Karena kewenangan yang dimilikinya, akhirnya merusak obyek lain diluar dirinya. Yaitu nilai –nilai keteladanan yang sepatutnya di jaga.
Kalau kita sudah menyadari, bahwa sesuatu yang kita inginkan itu sebenarnya bukan sesuatu yang kita perlukan. Buat apa di paksakan untuk di miliki. Kalau akhirnya semua akan merusak kondisi yang ada.
Jadi mari belajar dari rambut gimbal dan sisirnya yah :D
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI