Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lauh Mahfuz Dengan Metode Onomastik

6 Maret 2023   15:53 Diperbarui: 3 Mei 2023   13:57 3170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Rahasia di balik nama 'Lauh Mahfuz' - dokpri)

Dalam artikel sebelumnya hal  ini juga telah saya bahas. Baca di sini: Microdosing LSD, Meningkatkan Kreativitas Ala Silicon Valley.

Ini hal yang selama ini saya rahasiakan

Selama ini, arti nama 'Mahfuz' ini saya rahasiakan dan tidak saya bahas dalam tulisan mana pun, padahal, jika anda  adalah orang yang sering membaca tulisan saya, anda akan tahu bahwa sebagian besar tulisan-tulisan saya memuat hal-hal yang selama ini menjadi misteri dan tidak diketahui selama ribuan tahun. Saya gemar mencari dan melakukan "pengungkapan" hal semacam itu, sesuai tagline saya "Penjelajah dan Pengumpul Esensi".

Jika sebelumnya saya rahasiakan, lalu tiba-tiba saya memutuskan untuk mengungkapnya, apa yang mendasari saya melakukan hal itu?

Itu karena dalam beberapa waktu belakangan ini mata saya diarahkan Allah untuk mengamati krisis zaman, dari kerusakan lingkungan hingga polarisasi politik yang sedang berlangsung saat ini, baik itu polarisasi politik di Indonesia maupun di dunia internasional. 

Parahnya lagi, polarisasi itu bukan saja menggunakan atau mendompleng pandangan keagamaan tetapi, bahkan institusi  atau organisasi resmi keagamaanlah yang menjadi pelaku utama dalam memainkan skenario polarisasi tersebut.

Saya kemudian menyadari bahwa ada benarnya pandangan skeptis bahwa; jika seseorang memiliki ilmu agama yang luas - menjadi tokoh yang memiliki otoritas keagamaan - tapi prilakunya tidak mencerminkan itu, maka sudah pasti itu karena aspek spiritualitasnya yang buruk.

Spiritualitas itu adalah hal tentang kedekatan seseorang dengan aspek Ilahiah. Dan sudah pasti, tidak ada orang brengsek yang dibiarkan ada di wilayah ini. Sebaliknya orang yang sampai di sini adalah orang yang mendapat "pencerahan".

Jadi, kontemplasi ini mengarahkan saya pada kesimpulan bahwa: tampaknya Allah ingin agar medium yang telah Dia siapkan [selama ini] untuk orang-orang - agar dapat menjangkau dimensi keilahianNya - mulai diperkenalkan, yaitu LSD dan sejenisnya. Dan saya setuju bahwa, zat psychedelic bisa mencairkan polarisasi politik di Indonesia atau pun dunia, menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih damai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun