Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehadiran 168 - Dari Dunia Spiritual hingga Dunia Kuantum

10 Januari 2023   15:50 Diperbarui: 10 Januari 2023   15:55 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partikel fundamental (dokpri)

Dalam artikel sebelumnya (Adam Terusir Dari Surga: Jumat, Jam 3:12 Asar Waktu Akhirat) - pada bagian tengah hingga akhir, saya telah mengulas fakta bahwa 168 adalah hasil penjumlahan gematria kata BISMI= 102, dan kata ALLAH= 66, dan oleh karena itu, angka 168 dapat kita lihat sebagai bentuk lain dari kalimat "BISMI-ALLAH".

Dalam artikel tersebut saya juga menyampaikan hal menarik lainnya, yaitu bahwa; 168 adalah jumlah menit (WAKTU AKHIRAT) seluruh durasi waktu kehidupan manusia di dunia - Terhitung dari jam 3:12 Asar (saat Adam terusir dari Surga) hingga jam 6 petang (memasuki waktu Maghrib -  yang berarti memasuki akhir waktu, akhir zaman, atau saat tibanya hari kiamat).

Yang lebih menarik lagi, kedua hal itu, tampak berkorelasi dengan bunyi hadits qudsi: "Anak Adam telah menyakiti-Ku, dia berkata: 'Wahai waktu yang sial !' Maka janganlah kalian berkata: 'Wahai waktu yang sial' karena Aku adalah Ad-Dahr (waktu)."

Dalam hadits ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Dia adalah Waktu, tetapi oleh banyak ulama, bunyi hadits ini diinterpretasi dalam bentuk pemahaman bahwa maksud dari hadits itu adalah "Dia pemilik dan yang mengatur waktu". Saya pribadi melihat interpretasi yang diberikan sebagian ulama ini sebagai penyimpangan dari makna sebenarnya.

Alasan saya, bukan saja karena dalam hadits qudsi itu Allah dengan jelas menyatakan " Aku adalah waktu", tetapi saya melihat bahwa Allah juga menyampaikan pernyataan yang sama (bahwa Dia adalah waktu) dalam angka 168 - ini pernyataan yang terlihat teramat sederhana tapi sesungguhnya memiliki penjabaran yang sangat luas- seluas Alam semesta ini.

Berikut ini ulasannya....

168 ada di semua tempat di alam semesta

Dalam artikel "Semesta Simetris - Dan Kode 369 Dari Nikola Tesla" mengulas aspek kesimetrisan yang disenangi oleh para Fisikawan karena merefleksikan keindahan estetis. Seorang ahli fisika teoretis biasanya menguatkan antena intuisinya ke arah aspek ini dalam kontemplasinya mencermati alam semesta.

Paul AM Dirac (1902--1984) pemenang hadiah Nobel tahun 1933  melihat peran keindahan dalam sains sebagai pusat evaluasi teori. Bagi Dirac, keindahan adalah ciri dari teori fisika yang baik.

Dalam "The Evolution of the Physicist's Picture of Nature", Dirac berargumen bahwa "tampaknya salah satu fitur mendasar dari alam adalah bahwa hukum fisika dasar dijelaskan dalam kerangka teori matematika yang sangat indah." Di tempat lain dia berkata, "Hukum fisika harus memiliki keindahan matematis."

Yang tampak terlewatkan dalam penjelasan Dirac ketika mengatakan keindahan adalah ciri dari teori fisika yang baik adalah bahwa: keindahan itu sifatnya elegan (rapi, anggun dan luwes) dalam kesederhanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun