Dalam upacara Havdalah, yakni upacara keagamaan Yahudi, ada bagian di mana peserta upacara tersebut mengangkat lilin ke udara lalu mereka melihat pantulan cahaya di kuku mereka.Â
Ada banyak kalangan Yahudi yang percaya bahwa ritual tersebut berakar dari kepercayaan bahwa sebelum Adam dan Hawa berdosa, mereka menggunakan 'kutnot' atau "pakaian cahaya" yang putih dan halus seperti kuku dan bersinar seperti mutiara [Bereshit Rabbah 20.12]
Bahkan ada yang beranggapan bahwa itu tidak cukup dianggap sebagai pakaian dalam pemahaman kita karena, bahan putih, halus dan bercahaya itu menyelubungi seluruh tubuh Adam dan Hawa seperti kulit pada tubuh kita.Â
Ada banyak anggapan baik itu yang tersebar di kalangan Yahudi maupun di kalangan Islam yang meyakini bahwa bahan tersebut sejenis dengan kuku yang ada di ujung jari kita. Ini misalnya disampaikan Al Tabari dalam The History of al-Tabari Vol. 1 "General Introduction and From The Creation to the flood".
Menurut pengetahuan Yahudi, kuku kita adalah sisa kecil dari kesempurnaan Adam yang berlalu dari kita. Jadi, meskipun orang-orang Yahudi selalu dengan keras menolak gagasan Kristen tentang "dosa asal", tetapi, tampaknya hal itu tidak menghalangi mereka untuk berpandangan bahwa tubuh manusia pernah begitu bercahaya. Setelah berdosa, tubuh manusia menjadi redup, kasar dan fana, ditakdirkan untuk membusuk di bumi.Â
Kutnot atau "Pakaian Cahaya"
Kutnot atau kuttoneth {koot-to'-neth} berarti "menutupi". Kata 'kutnot' terkait dengan kata quun atau qun  dalam bahasa Arab. Ini merupakan akar kata dari 'cotton' atau katun dalam bahasa Indonesia.
Kata 'kutnot' pertama kali terlihat dalam Breisheet 3:21: "Dan Hashem, Tuhan membuat 'kutnot ohr', pakaian kulit untuk Adam dan istrinya dan Dia memakaikan mereka."Â
Rashi mengutip Breisheet Raba 20:12 menyatakan bahwa itu adalah pakaian yang halus seperti kuku, yang menempel pada kulit. Yang lain mengatakan bahwa pakaian itu terbuat dari bahan yang berasal dari kulit seperti rambut kelinci (lembut dan hangat).
Dalam Talmud, Sotah 14a, Rav dan Shmuel tidak setuju tentang arti "pakaian kulit." Rav mengatakan bahwa pakaian itu terbuat dari sesuatu yang berasal dari kulit (menurut Targum Yontan, kulit ular yang terlepas) dan Shmuel mengatakan bahwa makna "pakaian kulit" adalah sesuatu yang bermanfaat bagi kulit (bahan yang nyaman seperti linen).