Telah ada banyak pembahasan yang dilakukan para ahli terkait aspek matematik yang terdapat dalam Al Quran. Diantara tema-tema pembahasan tersebut, Angka 19 bisa dikatakan merupakan yang paling fenomenal, dan menarik banyak minat.
Angka 19 ini jelas disebut dalam Al Quran surat al-Muddatstsir [74] ayat 30: 'alaiha tis'ata 'asyar (Di atasnya ada sembilan belas).
Di masa modern, Prof. Rashad Khalifa (1935 - 1990), seorang ahli biokimia Mesir-Amerika, bisa dikatakan sebagai salah satu orang yang paling signifikan memberikan kontribusi terkait pembahasan aspek matematik dalam Al Quran.
Mulai tahun 1968, Khalifa menggunakan komputerisasi untuk menganalisis frekuensi huruf dan kata dalam Alquran. Ia menerbitkan temuannya pada 1973 dalam buku Miracle of the Quran: Significance of the Mysterious Alphabets, buku The Computer Speaks: God's Message to the World (tahun 1981), dan buku Quran: Visual Presentation of the Miracle (tahun 1982).
Khalifa dianggap orang yang pertama kali mengungkapkan misteri angka 19 di dalam Alquran. Berangkat dari telah awalnya pada penyebutan angka 19 dalam surat Al-Muddatstsir ayat 30, ia pada akhirnya tiba pada kesimpulan yang mengemukakan angka 19 sebagai variabel pembuktian autentisitas dan orisinalitas Alquran.
Berkat temuan Khalifa, kita mengetahui bahwa setiap kata, bahkan setiap huruf, dalam Alquran memiliki struktur desain matematis yang "terlalu canggih" jauh melampaui capaian akal yang dapat dimungkinkan manusia yang hidup di masa Nabi Muhammad sekitar 1400-an tahun lalu.
Temuan Khalifa bisa dikatakan dapat menjadi "pembuktian yang ideal" bagi karakter orang-orang yang hidup di dunia modern yang lebih mengedepankan logika dalam meyakini orisinalitas Al Quran sebagai wahyu yang turunkan Allah.
Meskipun riwayat hidup Rashad Khalifa berakhir tragis, yakni tewas terbunuh, mendapat tikaman beberapa kali saat berada dalam Masjid di Tucson, pada tanggal 31 Januari 1990, Namun, keajaiban angka 19 sepertinya mengikuti riwayat dirinya.
19 tahun setelah pembunuhan itu, pada 28 April 2009, Kepolisian Calgary Kanada menangkap Glen Cusford Francis, seorang warga negara Trinidad dan Tobago berusia 52 tahun, yang dicurigai sebagai pembunuh Rashad Khalifa.
Sidang pembunuhan dimulai pada 11 Desember 2012. Pada 19 Desember, juri, setelah musyawarah selama tiga jam, memutuskan Glen Francis bersalah atas pembunuhan tingkat pertama dan menjatuhkan hukuman seumur hidup padanya.