Dalam tulisan sebelumnya (Misteri Bidang Tanah Berbentuk Kuda) telah saya ungkap adanya sebidang tanah berbentuk kuda yang terletak di tepi sungai Ussu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Hal menarik lainnya dari spot misterius tersebut adalah bahwa, di sana (sungai Ussu) terdapat pula sumber air suci bernama "Wai Mami" yang sejak zaman dahulu merupakan tempat Kedatuan Luwu mengambil air suci ketika dibutuhkan dalam melaksanakan ritual adat yang sakral.
Yang lebih menarik lagi, nama "Wai Mami" tersebut bisa dikatakan sama persis dengan nama kuno Pearl Harbour di Honolulu, Oahu Island, Hawaii, yakni: Wai Momi, yang artinya "perairan mutiara". (sumber di sini)
Selain kesamaan bentuk nama, kaitan antara Wai Mami di Luwu Timur (Sulawesi Selatan) dengan Wai Momi di Hawaii, akan lebih mencengangkan lagi ketika kita mencermatinya dari perspektif bahwa nama Hawaii identik dengan nama Hawa, yang dalam tradisi kuno diriwayatkan terkait erat dengan Jabal Rahmah di Jazirah Arab. Dalam tradisi Islam misalnya, Jabal Rahmah dipercaya sebagai tempat perjumpaan pertama kali Adam dan Hawa.
Pertimbangan bahwa Hawaii dan Jabal Rahmah sebagai dua spot yang terkait langsung dengan jejak Hawa di masa kuno, akan terkonfirmasi kuat ketika kita mengukur jarak Wai Mami di Luwu Timur (Sulawesi Selatan) ke Wai Mami di Honolulu, yakni berjarak sekitar 9200 Km (diukur menggunakan Google Earth), yang mana, sama persis dengan jarak antara Wai Mami di Luwu Timur dengan Jabal Rahmah di Jazirah Arab.
Fenomena ini menempatkan Wai Mami ataupun bidang tanah berbentuk kuda di Luwu Timur sebagai titik mirror line atau garis cermin antara Jabal Rahmah dan Hawaii. Bahkan, formasi ini dikuatkan oleh fakta bahwa Jabal Rahmah dan Wai Momi di Hawaii berada pada garis lintang yang sama. (lihat gambar berikut)
Di sisi lain, letak Wai Mami di "Sungai Ussu" yang bisa dikatakan bentuk lainnya adalah "Sungai Susu" (ussu = susu), dapat mengarahkan analisa kita pada asumsi bahwa nampaknya makna 'Wai Mami' itu sesungguhnya adalah: Air Susu Ibu (wai= air; Mami= Ibu). Ini setidaknya sejalan dengan makna Wai Momi di Honolulu yang berarti "perairan mutiara", yang mana kita ketahui sebuah mutiara umumnya berwarna putih susu.
Demikianlah, dengan cara yang sangat luar biasa, leluhur kita di masa kuno menitipkan kepada kita suatu pesan sakral yang sangat misterius.
Fakta ini lebih jauh mengisyaratkan bahwa Wai Mami dan terutama bidang tanah berbentuk kuda di tepi sungai Ussu adalah suatu spot yang sangat penting. Setidaknya, kita harus melihat bahwa kesan seperti itulah yang nampaknya berupaya disampaikan leluhur kita di masa kuno dengan cara membuat formasi yang sedemikian luar biasa tersebut.
Bahkan, bisa dikatakan formasi ini jauh lebih luar biasa misterius jika dibandingkan dengan geoglyph atau Nazca Lines di Peru yang selama ini dianggap sebagai salah satu misteri terbesar di dunia, karena menyajikan lebih dari 70 motif desain hewan berukuran raksasa (seperti burung kolibri, laba-laba, monyet, kadal, dsb) di atas  permukaan Gurun Nazca di selatan Peru, yang oleh para ilmuwan diperkirakan diciptakan antara 500 SM hingga 500 Masehi.
Lebih jauh, kita bisa saja berasumsi bahwa geoglyph yang dipertontonkan orang-orang kuno di gurun Nazca lebih merupakan upaya mereka untuk menunjukkan kepada kita di masa sekarang bahwa, adalah hal yang mudah bagi mereka untuk membuat formasi-formasi luar biasa besar di muka bumi, yang membutuhkan kemampuan pengideraan ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan tanah.