Maka dapat diduga jika  fonetis m pada kata kamel atau camel, dapat berpotensi bertukar dengan p. Jadi, 'kamel atau camel' dapat menjadi 'kapel atau capel'.
demikianlah, dari uraian di atas dapat kita lihat jika dalam beberapa bahasa di dunia (terutama pada rumpun bahasa Indo-Eropa), bukan saja sebutan kuda yang identik dengan bunyi kata 'kapal', tapi juga sebutan untuk unta.
Hal lain yang penting dan sepertinya menjadi kunci_, adalah bahwa bunyi kata 'kapal' identik pula dengan bentuk kata 'kepala' (dalam bahasa Indonesia), yang bahkan dalam beberapa bahasa tradisional di Indonesia, kata 'kepala' seringkali kita dapatkan disebut 'kapala' (ini misalnya dapat kita temukan dalam bahasa Tae' di Sulawesi selatan).
Dengan berdasar pada  kesemua variabel di atas, maka, kuat dugaan saya jika fenomena sebutan 'kuda' ataupun 'unta' yang mirip bunyi kata 'kapal' dalam beberapa bahasa di dunia, ada kemungkinan terkait atau berdasar pada aspek pemikiran filosofis orang-orang di masa kuno tentang 'kepala' sebagai sarana yang mengakomodasi segala kebutuhan manusia dalam "perjalanan" hidupnya.Â
Pemikiran filosofis tersebut dapat kita pahami dengan menyadari bahwa segala niat, keinginan, harapan, arah, dan tujuan hidup kita, pada dasarnya tercetus, dan terkontrol pelaksanaanya dalam kepala kita.
jadi, sebutan 'kapal' atau 'kapala' bisa jadi lebih bermakna sebagai "sarana akomodasi/ transportasi dalam perjalanan" di alam pemikiran orang-orang di masa kuno. Sehingga ketika di tahap awal mereka menemukan alat transportasi laut (perahu) mereka menyebutnya 'kapal', lalu ketika kuda atau unta ditemukan dapat difungsikan sebagai alat transportasi darat, mereka pun juga menyebutnya dengan kata yang identik bentuknya dengan kata 'kapal'.
Yang menarik karena beberapa desain tradisional kapal-kapal orang Eropa pada masa lampau memang menempatkan patung kuda di bagian haluan kapal. Jadi, ada kemungkinan mereka bisa jadi mengetahui konsep ini pada awalnya.
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, 7 Juni 2020