Jika anda bertanya pada anak anda: "mau jadi apa ia ketika besar nanti?" lalu jika ia menjawab ingin menjadi Tony Stark si Iron Man, maka, untuk jawaban itu anda mungkin sebaiknya bahagia dan bersyukur.Â
Karena keinginan anak anda itu sesungguhnya adalah bentuk ideal yang diinginkan Tuhan bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia ini.
Karakter tokoh fiktif Tony Stark yang terlihat tahu benar cara menikmati hidupnya, lalu di sisi lain sesekali menjadi sosok pahlawan yang dalam aksinya senantiasa siap mengorbankan segala yang ia miliki bahkan nyawanya sekalipun demi keselamatan orang banyak, adalah dua hal yang diinginkan Tuhan untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya di dunia.
Dalam ajaran agama sendiri, misalnya pada tradisi Kristen maupun Islam, pembahasan bahwa Tuhan menginginkan manusia menikmati hidupnya, dapat kita temukan tersirat di beberapa ayat dalam kitab suci. Misalnya sebagai berikut...
Di dalam Alkitab disebutkan: Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. ( 1 Timotius 6:17)
Di dalam Al-Quran disebutkan: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Surah al-Qashash :77).
Bunyi surat Al-Qashash ayat 77 di atas bahkan bisa dikatakan secara jelas menyiratkan dua poin utama yang tengah kita bahas; yaitu agar manusia selain menikmati hidupnya di dunia, juga saling berbuat baik dan tentunya saling tolong-menolong.
Jadi, ketika anak anda mengatakan ingin jadi Iron Man, hal yang perlu anda lakukan pada saat itu adalah memasuki dunia imajinasinya untuk kemudian membimbingnya mengenal dan memahami nilai-nilai moral yang harus ditegakkan seorang super hero dalam skala yang paling sederhana dan dapat ia saksikan dalam kehidupan nyata, yaitu menjadi pahlawan untuk orang terdekatnya, seperti orang tua, saudara, dan teman-temannya.
Dalam situasi anak anda ingin jadi seorang super hero, anda mungkin bahkan perlu untuk menjadi super hero pula. Karena kadang butuh seorang super hero untuk mendidik seorang calon super hero. Hal ini misalnya dapat kita lihat pada upaya Tony Stark dalam mendidik dan mempersiapkan Peter Parker "The Spider-Man" menjadi super hero masa depan yang layak dan dapat diandalkan sebagai penerusnya.
Demikianlah, meskipun merupakan tokoh fiksi, para super hero dalam tataran tertentu sebenarnya banyak merefleksikan hal-hal yang ideal dalam kehidupan.Â
Mungkin jika anda bertanya secara imajiner pada Tony Stark tentang "seperti apa menjalani hidup yang ideal?" ia mungkin akan menjawab dengan gayanya yang santai: "Nikmati dan bahagialah dengan hidupmu, lalu sesekali jadilah penyelamat dalam duniamu yang menyedihkan! - Jika harga rokok bagimu terasa semakin mahal, mulailah berpikir menggunakan tembakau saja kawan!"