Mengenai pendapat sebagian kalangan bahwa kata 'apocalypse' adalah istilah yang berarti 'penyingkapan selubung' yang merujuk  pada fenomena pengungkapan kepada orang-orang istimewa tertentu, tentang sesuatu yang tersembunyi dari umat manusia - pada dasarnya, dapat pula diterima sebagai suatu pendapat yang ada benarnya.
Oleh karena, beberapa bunyi nubuat tentang akhir zaman secara tersirat mengindikasikan jika sesi atau babak akhir zaman dapat dianalogikan layaknya babak akhir pada sebuah film atau drama. Di mana pada bagian akhir itu, hal-hal yang sebelumnya samar dan merupakan misteri, satu persatu akan diungkap dan diperjelas, sehingga pada akhirnya kita yang menonton dapat mengetahui dan memahami keseluruhan jalan cerita film atau drama secara utuh.
Bahkan, selama ini pun kita sebenarnya sudah terbiasa mengibaratkan kehidupan di dunia ini sebagai panggung sandiwara. Di dalam Al Quran sendiri, hal ini diisyaratkan dalam surat Al-Ankabut ayat 64: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui." Â
Di sisi lain, dengan analogi demikian, kita dapat memahami bahwa saat menuju akhir zaman adalah saat di mana banyak hal yang sebelumnya merupakan misteri dan menjadi teka-teki sejarah yang tidak terpecahkan, akan dapat terungkap satu demi satu. Begitu juga dengan pemahaman sejarah masa lalu yang menyimpang, akan pula mendapat pelurusan.Â
Intinya, momentum akhir zaman adalah momentum pengungkapan dan pelurusan berbagai hal, yang secara esensi dapat dipahami sebagai "saat di mana kebenaran ditegakkan". Ini setidaknya sejalan dengan makna dari etimologi kata 'kiamat' yang berasal dari bahasa Arab 'qiama' yang berarti: bangkit / tegak.
Karena itu, terungkapnya hal-hal yang telah menjadi misteri tak terpecahkan selama ribuan tahun dalam sejarah umat manusia, pun sebenarnya dapat pula dilihat sebagai sebuah gejala atau tanda-tanda telah dimulainya hitungan mundur menuju akhir zaman.
Adapun mengenai tujuan Sang Pencipta menyampaikan visi akhir zaman pada nabi dan orang tertentu di masa lalu yang kemudian menjadi bahan literatur apokaliptik pada hari ini, nampaknya semata-mata agar manusia dapat waspada, karena bagaimanapun juga, situasi di akhir zaman adalah situasi yang sangat sulit, yang berpotensi membuat umat manusia menyimpang jika tidak ada peringatan yang memadai untuk itu.
 Sejalan dengan pertimbangan ini, Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar mengungkapkan, "Hikmah didahulukannya tanda-tanda kiamat ialah untuk menyadarkan orang-orang yang tengah lalai serta menghimbau mereka bertaubat dan bersiap-siap."
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini:Â kompasiana.com/fadlyandipa
atau di website saya: https://fadlybahari.id/
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 26 Maret 2020