Sebutan piring dalam bahasa negara di Timur tengah, Afrika dan Asia tenggara: Arabic 'lawha' / 'tabaq'; Afrikaans 'plaat'; Chichewa 'mbale'; Hausa 'farantin'; Igbo 'efere'; Sesotho 'poleiti'; Somali 'saxanka'; Swahili 'sahani'; Yoruba 'awo'; Zulu 'ipuleti'; Cebuano 'plato'; Filipino 'plato'; Indonesian 'piring'; Malagasy 'lovia' / 'vilia'; Malay plat'; Maori'pereti'.
Dari ke semua ucapan kata piring dari berbagai negara di dunia yang disebutkan di atas, tidak satu pun diantaranya yang memiliki kemiripan fonetis dengan kata piring.Â
Di sisi lain, di antara ke semua kata tersebut, yang paling banyak memiliki kemiripan adalah bentuk 'plate' dengan bentuk variasi bentuk seperti : pjate, plaka, placa, plade, plaat, Platte, plaka, plata... dan masih banyak lagi.Â
Sebutan "piring" yang juga dapat bermakna "perahu"
Salah satu hal menarik yang dapat kita temukan dalam penyelidikan bentuk kata piring dalam bahasa berbagai bangsa di dunia, adalah sebutan piring yang sebenarnya juga dapat berarti "perahu".Â
Hal ini dapat kita temukan pada sebutan kata piring dalam bahasa Malagasy, yakni: 'lovia' - dan kata 'levy' dalam bahasa Finnish atau bahasa Finlandia, yaitu bahasa yang digunakan oleh orang Nordik di Eropa utara. Beberapa negara yang menggunakannya, antara lain: Finlandia , Swedia , Norwegia (di daerah kecil di Troms dan Finnmark ), dan sebagian warga Rusia bagian utara.
'Lopi' adalah sebutan perahu dalam bahasa Bugis. Ini dapat disimak dalam buku John Crawfurd " History of the Indian Archipelago - Containing an Account of the manners, arts, languages, religions, institutions, and commerce of its inhabitants - Volume 2", yang terbit pada tahun 1820.
Dalam masyarakat Bugis (terutama yang menetap di wilayah Luwu), sebutan yang bisa bermakna'piring' dan bisa juga bermakna 'perahu' adalah kata "baku" atau "baku-baku" - Ini adalah sebutan perahu yang lebih kuno lagi (dalam bahasa tae' atau bugis kuno).Â
Bentuk lain dari kata 'baku' yang lebih dikenal saat ini adalah kata 'waka'. Dapat kita temukan dalam kamus bahasa Bugis - Belanda yang disusun oleh B. F. Matthes (1874) "Boegineesche - Hollandsch woordenboek ...".Â
Yang menarik karena sebutan "baku-baku" atau "wako-wako" menjadi nama kelompok Perompak Jepang yang menjarah wilayah pantai Cina dan Korea antara abad ke 13 dan 16, dalam beberapa kasus menyerang hingga ratusan mil ke daratan. Â Wako sebagian besar dapat ditekan pada tahun 1587. (sumber"Wako-wako" juga dibahas Stephen Richard Turnbull, seorang spesialis sejarah agama jepang, Â dalam bukunya "Pirate of the Far East: 811-1639"
Mengenai fakta bahwa kata 'lopi' (perahu) diserap ke dalam bahasa Malagasy dan bermorfologi menjadi bentuk 'lovia', begitu juga ke dalam bahasa Finnish 'levy', dan bahwa kata tersebut kemudian dimaknai 'piring' layaknya kebiasaan yang ditunjukkan dalam tradisi orang-orang di Sulawesi selatan pada masa kuno, merupakan kasus fenomenologi yang pada prinsipnya dapat menjadi gambaran kepada kita - sebagai bukti jejak jelajah pelaut Nusantara pada masa kuno.