Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kosmologi: Konsep Pengenalan Jati Diri Manusia yang Terawal

10 Januari 2020   11:02 Diperbarui: 10 Januari 2020   11:41 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam motif ukiran toraja (sumber: https://pesona.travel/)

Dengan adanya bentuk kata "bara" dalam nama "sambadha" ini tentunya bisa kita sepakat bahwa nama "SAMBADHA" memang ada keterkaitan dengan unsur API.

DUGA, dalam bahasa Jawa Kuno berarti anasir alam yang berupa "Tanah". Jika ditinjau kemungkinan adanya perubahan fonetik dari nama "duga" ini, yakni; fonetik d menjadi r kemudian menjadi l, dan fonetik g menjadi k (kelompok fonetis konsonan guttural) maka kita akan mendapatkan bentuk lainnya yaitu; luga / luka. 

Dalam huruf hanzi, aksara lu / luk / atau Loke (menurut pengucapan Kanton), artinya adalah "tanah". Hasil dari pengamatan perubahan fonetis ini, saya pikir dapat meyakinkan kita jika nama "DUGA" memang berbicara tentang unsur "TANAH".

PRAYUGA, dalam Bahasa Jawa Kuno artinya adalah "Angin". Jika ditinjau kemungkinan adanya perubahan fonetik dari nama "prayuga" ini, yakni; fonetik r menjadi l, dan fonetik y menjadi j, maka kita akan mendapatkan bentuk lainnya yaitu; plajuga / plajuka / plajuk / plaju / atau pe-laju. 

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia, kata "laju" diartikan; "cepat" , untuk hal yang terkait dengan gerak, lari, terbang, dan sebagainya. 

Jika fonetik p pada pe-laju kita ganti dengan fonetik m, maka bentuknya menjadi melaju. Kata melaju ini tentunya lebih mudah untuk kita nalar sebagai sesuatu yang terkait dengan unsur "angin".

Sulapa appa'; Kosmologi dalam masyarakat Bugis.

Keberadaan pemahaman kosmologi dalam alam pikiran orang-orang di Sulawesi (khususnya di Sulawesi Selatan) kenyataanya memang tertanam dan terjaga kelestariannya dengan baik dalam bentuk pemahaman filosofis Sulapa Eppa'. 

Mattulada (1995) mengemukakan bahwa aksara Lontara yang digunakan orang Bugis makassar berpangkal pada pandangan mitologis yang menganalogikan alam semesta ini dengan Sulapa Eppa' Walasuji (segi empat belah ketupat). 

Lebih lanjut, hal ini dikaitkan dengan  SA, Salah satu karakter dalam Aksara Lontara yang berbentuk persegi empat belah ketupat, yang mana empat sisinya, dikatakan oleh Mattulada (Latoa) adalah mewakili empat unsur dasar Makro Kosmos dan Mikro Kosmos (sulapa eppa'na taue: segi empat tubuh manusia) yaitu: udara, air, tanah dan api.

karakter SA dalam Aksara Lotara (Dokpri)
karakter SA dalam Aksara Lotara (Dokpri)

Dari paparan singkat di atas dapat kita cermati jika secara umum pengertian harafiah dari Sulapa Appa' adalah Persegi Empat. Namun perspektif pemaknaan lain akan muncul jika kita tinjau secara etimologi dimana kata Sulapa berasal dari kata dasar Sula' (bahasa tae') yang artinya: sulam. Sementara, appa'= empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun