Mohon tunggu...
Fadly Kawilarang
Fadly Kawilarang Mohon Tunggu... -

mencoba menjadi orang bijak dengan segala kebijakan yang dicontoh dari orang bijak dengan segala kebijakan yang dibuat oleh orang bijak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akankah Nasib Jokowi Lima Tahun ke Depan Seperti Foke Saat Ini Jika Ia Terpilih?

4 September 2012   10:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akankah nasib Jokowi sama dengan Foke lima tahun mendatang jika ia terpilih jadi Gubernur DKI sekarang? Ini adalah pertanyaan yang saat ini timbul dibenak saya, mungkin juga di fikiran kompasianer atau pembaca lainnya.

Bagaimana tidak? Lima tahun yang lalu, begitu Fauzi Bowo didengung-dengungkan untuk menjadi kandidat Calon Gubernur yang akan menggantikan Sutiyoso semua mata tertuju padanya.  Semua pujian dan harapan masyarakat Jakarta sebagian besar tumpah padanya. Seolah hanya Fauzi Bowolah yang mampu menangani Jakarta.

Akan tetapi ternyata Jakarta bukanlah sekelas kabupaten atau sebagian kota provinsi lainnya di Indonesia. Masyarakatnya majemuk. Segala lapisan ada. Segala asal usul daerah mengakar di sana. Mungkin untuk jumlah masyarakat yang berasal dari Sumatera Barat atau Sumatera Utara saja bisa mengalahkan keseluruhan masyarakat yang ada di Kota Solo atau Samarinda sekalipun.

Berbeda dengan masyarakat Solo yang sebagian besar di huni oleh mereka-mereka yang berasal dari tanah kepulauan Jawa, yang terkenal dengan kesantunan dan manutnya. Berbeda pula dengan masyarakat Bengkulu atau Jambi, yang walaupun ucap dan sapanya kasar tapi juga tidak terlalu berani untuk bertindak anarkis, demikian juga beberapa kota sekelas Solo lainnya.

Nah, dengan kemajemukkan tersebut, akan sulit bagi seseorang yang menjadi Pimpinan di kota sekaliber Jakarta. Untuk satu sudut kota saja seperti Jakarta Selatan diperlukan seorang walikota yang mengerti Jakarta. Apalagi untuk seorang Gubernur.

Untuk itu siapapun calon gubernur yang terpilih menjadi pemimpin di DKI nantinya tetaplah seseorang yang : amanah, kunci utamanya hanyalah amanah hingga menyelesaikan masa kepemimpinannya sampai tuntas. Tidak boleh beroponturir, karena memimpin Jakarta tidak cukup hanya lima tahun, seorang Sutiyoso bisa sukses karena mengalami dua priode kepemimpinan, seorang Ali Sadikin juga sukses karena dua priode.

Jadi, sukseskanlah Pilkada Jakarta dengan tetap memegang kode etik pemilihan, Jujur, Adil dan Rahasia. Ha ha ha..... kayaknya kagak nyambung ya paragraf demi paragrapnya...hahaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun