Akankah nasib Jokowi sama dengan Foke lima tahun mendatang jika ia terpilih jadi Gubernur DKI sekarang? Ini adalah pertanyaan yang saat ini timbul dibenak saya, mungkin juga di fikiran kompasianer atau pembaca lainnya.
Bagaimana tidak? Lima tahun yang lalu, begitu Fauzi Bowo didengung-dengungkan untuk menjadi kandidat Calon Gubernur yang akan menggantikan Sutiyoso semua mata tertuju padanya. Semua pujian dan harapan masyarakat Jakarta sebagian besar tumpah padanya. Seolah hanya Fauzi Bowolah yang mampu menangani Jakarta.
Akan tetapi ternyata Jakarta bukanlah sekelas kabupaten atau sebagian kota provinsi lainnya di Indonesia. Masyarakatnya majemuk. Segala lapisan ada. Segala asal usul daerah mengakar di sana. Mungkin untuk jumlah masyarakat yang berasal dari Sumatera Barat atau Sumatera Utara saja bisa mengalahkan keseluruhan masyarakat yang ada di Kota Solo atau Samarinda sekalipun.
Berbeda dengan masyarakat Solo yang sebagian besar di huni oleh mereka-mereka yang berasal dari tanah kepulauan Jawa, yang terkenal dengan kesantunan dan manutnya. Berbeda pula dengan masyarakat Bengkulu atau Jambi, yang walaupun ucap dan sapanya kasar tapi juga tidak terlalu berani untuk bertindak anarkis, demikian juga beberapa kota sekelas Solo lainnya.
Nah, dengan kemajemukkan tersebut, akan sulit bagi seseorang yang menjadi Pimpinan di kota sekaliber Jakarta. Untuk satu sudut kota saja seperti Jakarta Selatan diperlukan seorang walikota yang mengerti Jakarta. Apalagi untuk seorang Gubernur.
Untuk itu siapapun calon gubernur yang terpilih menjadi pemimpin di DKI nantinya tetaplah seseorang yang : amanah, kunci utamanya hanyalah amanah hingga menyelesaikan masa kepemimpinannya sampai tuntas. Tidak boleh beroponturir, karena memimpin Jakarta tidak cukup hanya lima tahun, seorang Sutiyoso bisa sukses karena mengalami dua priode kepemimpinan, seorang Ali Sadikin juga sukses karena dua priode.
Jadi, sukseskanlah Pilkada Jakarta dengan tetap memegang kode etik pemilihan, Jujur, Adil dan Rahasia. Ha ha ha..... kayaknya kagak nyambung ya paragraf demi paragrapnya...hahaha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H