Akhir-akhir ini di kompasiana lagi ngetren mengupas masalah Sara, masalah kampanye dari tim foke untuk DKI 1. Dan hampir dipastikan sebagian besar tulisan di Kompasiana selalu menjelekkan Foke. Teruma keterkaitan dengan asal usul calon DKI 1. Sebetulnya kalau mau jujur, itu adalah iklan tersendiri dibuat oleh Timnya Foke untuk pasangan lawan, jika itu bukan dibuat sendiri oleh timnya lawan untuk mengumpulkan simpati masyarakat.
Lantas kenapa harus kasihan sama Foke. Foke sebetulnya mengalami hal yang tidak kalah menyakitkan dari kampanye-kampanye terselubung. Seperti menjelekkan hasil pembangunan Jakarta, tuduhan korupsi, tuduhan tak bisa menyelesaikan masalah Jakarta. Lha, apa ini tuduhan yang tidak menyakitkan? Rasanya siapapun akan sangat marah jika dituduh korupsi atau berbuat jahat lainnya. Coba saja kita dituduh menipu atau mencuri, pastilah akan marah, walaupun dalam bersikap mungkin ada yang bisa sabar ada yang meluapkan amarahnya. Tapi intinya pasti marah, padahal itu belum tentu kebenarannya, betul tidak?
Lha, kalau kampanye yang dibilang bernuansa SARA, kan sudah jelas mengupas asal usul seseorag. lantas apa yang dipermasalahkan. Mungkinkah karena ada pernyataan bahwa umat Islam tidak boleh dipimpin oleh non muslim? LHo itu kan benar adanya. dalilnya jelas, dan umat Islam yang mengenal agamanya pasti faham itu. Tapi tentu saja kalau dibahas dan diputarbalikkan dengan sedengung-dengungnya dan dengan sebesar-besarnya, maka yang akan beredar di masyarakatpun akan simpang siur, akibatnya keresahanlah. Andai saja hal yang seperti itu ditanggapi secara dingin seperti Foke menanggapi issue korupsinya, mungkin Sara di sini tak akan berkonotasi negatif lagi. toh hanya penjelasan mengenai asal usul dan latar belakang seseorang yang memang layak diketahui publik karena publik akan memilih. Tak mungkin kan memilih kucing di dalam karung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H