Ditempat kita mengajar pastinya akan mendapatkan tantangan baik dari sisi muridnya atua dari sisi sarana dan prasarannya. Terkadang sebagai seorang manusia setiap persoalan yang kita hadapai dianggab sebuah masalah, sehingga kita mengalami kesualitas sendiri dalam menyelesaikannya,kesulitan itu terjadi karena kita focus pada masalah, bukan focus pada penyelesaian masalah.
Setelah menontoh tayangngan video dari canal youtube https://www.youtube.com/watch?v=YMflitCt1yI&t=116s yang merupakan canal youtube dari @pendidikangurupenggerak8059. Merasa terhenyak selama ini kita selalu focus pada permasalahan, selalu mempersalahkan sarana dan prasaraan kelas yang terbatas ditambah kelas banyak yang rusak, dindingnya banyak yang mengelupas, sehingga membuat tidak nyaman kita mengajar dan juga muridnya juga merasa tidak nyaman dan tidak semangat belajar.
Dalam tayangan video tersebut, saya melihat semangat guru yang ingin melakukan perubahan dengan segala keterbatasan dan potensi aset ( modal ) yang seadanya. Ditambah suasana komunitas yang saling berkolaborasi membangun semangat untuk maju terus menginisiasi perubahan. Guru sekolah dasar tersebut sungguh sangat menginspirasi, dengan mengusung Visi : Terwujudnya  Murid Yang Inovatif, Kreatif Dan Mandiri Serta Bergotong -- royong.
Mengapa muncul visi tersebut dari analisis video yang ada, saya melihat guru tersebut dalam proses mewujudnya kelas yang nyaman dan menyenang pada prosesnya guru tersebut, menumbuhkan murid yang inovatif hal ini terbukti dengan menggali ide -- ide baru apa dan bagaimana kelas yang nyaman, kemudian disisi lain memunculkan sisi kreatifnya dengan banyaknya tempelan gambar hiasan dinding yang merupakan hasil karya murid sendiri. Â Sisi kemandirian juga di tonjolkan dengan melakukan semuanya lebih menikberatkan murid sendiri yang bekerja, kemudian sisi gotong -- royongnya juga ditonjolkan hal ini dibuktikan ketika mereka membuat tugas -- tugas dilakukan secara bekerjasama, termasuk mengatur meja dan lain -- lain.
Untuk merealisasikan visi tersebut, guru sekolah tersebut membuat " Prakarsa Prubahan " yaitu " Mewujudkan Kelas Nyaman dan Menyengkan Untuk Belajar " Prakarsa perubahan ini sangat sederhana namun sangat berdampak terhadap murid. Coba banyangkan munculnya karakter seperti inovatif, kreatif dan mandiri pasti terlahir ketika murid itu bisa belajar didalam kelas yang nyaman dan menyenangkan. Kelas yang nyaman dan menyenangkan mampu mewujudkan cita -- cita luhur dari pendidikan nasional yang searah dengan filosofi  Ki Hajar Dewantara, yaitu " Selamat dan Bahagia "  jika kelas nyaman dan menyenangkan otomatis muridnya Bahagia.
Dalam mewujudkan Visi dan Prakarsa Perubahan guru tersebut  menggunakan tahapan "Bagja " , dihadapan teman sejawatnya guru tersebut menetapkan "B" yang pertama yaitu " Buat Pertanyaan Utama "  yakni " Bagaimana Cara Mewujudkan Kelas dan Nyaman dan Menyenangkan Untuk Belajar " pertanyaan menjadi penting untuk menguatkan komitmen kita dan  murid untuk mewujudkan semuanya. Munculnya pernyataan ini dapat menumbuhkan ide dan gagasan hal -- hal yang harus kita lakukan untuk mewujudkan Prakarsa perubahan yang ada.
Langkah berikutnya dari tahapan Bagja adalah "A" Ambil Pelajaran" awalnya guru tersebut sudah merumuskan pertanyaan utama dari Prakarsa perubahan yang akan dilakukan, dengan membawa gagasan "Penyemangat Belajar ", penuh percaya diri dengan aura positif masuk keladalam kelas. Dihadapan murid -- muridnya beliau tawarkan gagasan tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan  pertanyaan pemantik, guru tersebut menggali informasi dari pendapat dan pengalaman murid, kemudian guru tersebut mengarahkan imajinasi dan pikiran anak mengeksplor apa yang disukai murid dari kelasnya sendiri. Guru meminta untuk mengidentifikasi hal -hal apa saja yang dapat meningkatkan semangat belajar, kemudian setiap murid diminta menceritakan hal- hal yang disukai dikelas. Mengarahkan murid untuk mengunjungi kelas 2 dan kelas 6 untuk mencari inspirasi kelas -- kelas kategori yang dapat membuat menjadi semangat belajar. Kemudian dari hasil kunjungan dari kelas 2 dan 6 di diskusikan tentang apa yang disukai dan tidak disukai dari kelas 2 dan 6.
"Gali mimpi"Â setelah ambil pelajaran guru tersebut melakukan tahapan berikutnya yaitu " Gali Mimpi ". Awalnya guru tersebut mengajak murid untuk membayangkan sambal memejamkan mata, kelas seperti apa yang nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat untuk belajar. Berikutnya guru tesebut meminta untuk berdiskusi menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk gambar -- gambar seperti apa dan bagaimana kelas yang murid impikan, terakhir untuk mendapatkan masukan murid -- murid diminta untuk mempresntasikannya.
"Jabarkan Rencana" untuk mewujudakan kelas impian guru " Mengajak  murid untuk berkontribusi menentykankebutuhan , guru tersebut meminta untuk membuat daftar apa yang harus dilakukan untuk kelas impian murid. Guru meminta murid untuk menyebutkan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan, bahkan guru membantu menulis dipapan tentang kebutuhan murid untuk mewujudkan yang nyaman dan menyenangkan.
" Atur Eksekusi, sebagai tahapan terakhir guru berusaha memberi kesempatan pada murid untuk berkontribusi pembagian tugas kelompok, mulai dari siapa yang terlibat, kapan dilaksnakan kegiatan dan terkahir bagaimana kegiatan tersebut bisa berjalan sesuai rencana. Dimulai dari keterlibatan murid dalam bentuk kelompok dan pembagian tugas yang jelas, kemudian guru bersama murid menentukan waktu pelaksanaannya, murid bersama guru melaksankan  rencana tersebut. Untuk memudahkan pelaksanaan supaya lebih efektif dibagi kelompok kerja, seperti kelompok 1  membersihkan kelas, kelompok 2 membuat hiasan dinding, kelompok 3 menyusun bangku dan kelompok 4 menyusun buku.
Dari video tersebut alhamdulilah menghasilkan  hasil yang memuaskan untuk murid dan guru, dari perencanaan yang sudah dicanangkan. Dari video tersebut keberhasilan yang didapatkan tentunya dipengaruhi oleh peran pimpinan yakni guru tersebut, sebagai seorang pemimpin pembelajaran  menunjukan perannya sebagai berikut :
- Mampu berkolaborasi dengan teman sejawat dalam perumusan prakarsa perubahan, kemudian berkolaborasi dengan murid yang tergambar antara sosok guru sebagai manajer yang handal dalam merencanakan sampai terrealisasikan semua rencana
- Sebagai pemimpin pembelajaran guru tersebut mampu menunjukan, dapat mengembangkan pembelajaran dengan mengkapitalisasi aset yang ada disekitarnya untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyengkan.
- Guru sebagai pemimpin pembelajaran tidak focus pada masalah, tapi fokus pada penyelesaian solusi
- Sebagai pemimpin pembelajaran focus pada aset manusia, aset social dan aset fisik dalam mewujudkan Prakarsa perubahan
- Berdasarkan analisis video sebagai pemimpin pembelajaran yang efektif , guru tersebut mengunakan beberapa modal utama  untuk dimanfaatkan antara lain:
- Modal Manusia :Â Murid : Â Mengembangkan kreatifitas dan inovasi murid untuk mewujudkan Prakarsa perubahan, Guru : Rekan sejawat dalam berkolaborasi merumuskan prakarsa perubahan
- Â Modal Sosial :Â Kerjasama : Semangat kerjasama dengan rekan sejawat merumuskan Prakarsa perubahan dan Kerjasama dengan wali kelas 2 dan 6 untuk kunjungan kelas mendapatkan inspirasi, Gotong- Royong : Murid dengan sengat gotong -- royong menyelesaikan semua
- Modal Fisik :Ruang Kelas : Dengan segala kebihan dan kekurangan dijadikan pilot projek mewujudkan kelas impian
- Modal Lingkungan :Barang Ramah Lingkungan : mengunakan bahan -- bahan yang terjangkau dan ramah lingkunga yang digunkan untuk membuat kelas yang nyaman dan menyenagkan
- Modal agama & budaya :sikap gotong royong sebagai budaya bangsa Indonesia, bisa dimanfaat untuk mewujudkan kelas impian
- Modal Politik :Kepala sekolah dan Komite Sekolah mendukung setiap inovasi dan pengembangan pembelajaran yang berpihak pada murid
- Dari semua hasil analisis sangat menginspirasi tinggal kita berupaya mengimplementasikan dalam pembelajaran kita.