Netizen ataupun mayoritas masyarakat pengguna internet dalam dua hari terakhir sudah mulai meragukan kemampuan polisi mengusut kasus Kopi Beracun Mirna. Polisi yang tadinya terkesan begitu PeDe pada saat mengumumkan penyebab kematian Mirna perjalanan selanjutnya malah terkesan muter-muter nggak karuan.
Kabareskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krisnha Murti berkali-kali melemparkan statemen-statement ke media yang “sangat menjanjikan” tetapi akhirnya tidak terbukti. Seminggu lalu polisi sudah menyebut katanya Polisi sudah punya Calon Tersangka kuat. Disebutnya juga sudah ada Saksi Kunci Pembantu Jessica dan disebutnya sudah ada 4 bukti kuat tinggal berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi saja. Krisnha Murti juga menjanjikan tanggal 26 Januari kemarin akan menetapkan tersangkanya setelah gelar perkara dengan Kejaksaan.
Tapi faktanya janji-janji dan statement-statement Krisnha Murti tidak terbukti. Gelar perkara tidak jelas apakah sudah dilakukan atau belum. Sementara dikabarkan Kejaksaan malah masih meminta polisi melengkapi berkas perkara tersebut. Itu artinya penyelidikan polisi masih butuh waktu yang tidak bisa diperkirakan, mungkin masih panjang prosesnya.
Logika awam berpikir, kalau memang sudah ada 4 bukti kuat maka tidak seharusnya polisi menunda penetapan Tersangka. Untuk Polisi seharusnya 2 bukti kuat saja sudah bisa dijadikan dasar penetapan Tersangka. Berbeda dengan KPK yang harus punya 3 bukti kuat. Nah beberapa hari yang lalu Krisna Murti mengatakan sudah ada 4 bukti kuat tetapi ternyata masih takut untuk menetapkan Tersangka. Apa kendalanya? Yang seperti ini yang membuat publik merasa penasaran dan juga akhirnya “kesal”.
Disebut bahwa sudah ada Saksi Kunci yaitu Pembantu Jessica yang sudah “disimpan” polisi di tempat khusus. Logikanya ini pasti kaitannya dengan Jessica yang akan ditetapkan sebagai Tersangka. Tetapi ternyata meleset dugaan publik. Polisi malah memeriksa saksi lainnya, yaitu Hani, yang diperiksa lebih 10 jam pada tanggal 25 Januari kemarin.
Hani tampak nervous (tertekan) dan menutupi wajahnya setelah pemeriksaan tersebut. sementara Krisna Murti juga sempat membuat statement bahwa Hani terkejut setelah melihat kembali rekaman CCTV pada saat kejadian. Pernyataan KM ini juga di media social (tidak jelas sumbernya) disebutkan bahwa rekaman CCTV diperbesar sampai 48 X sehingga Hani shock melihatnya. Apa iya sebuah rekaman CCTV bisa sampai dibesarkan 48 X? logikanya resolusi hasil rekaman CCTV umumnya sangat standard kan akan pecah gambarnya bila dibesarkan di atas 10 kali.
Tapi intinya pada Senin kemarin ketika memeriksa Hani terkesan Polisi mengalihkan dugaan Tersangka pada Hani. Ini sangat membingungkan publik. Siapa sebenarnya yang disasar Tersangka oleh Polisi. Dengan logika berminggu-minggu Jessica tidak juga ditetapkan sebagai Tersangka maka asumsi publik mungkin tersangka sebenarnya adalah Hani.
Berikutnya kemudian yang akhirnya menjadi perhatian publik malah Kelebay-an dari Krisna Murti. Kombes KM malah terlalu lebay dengan status-status Facebooknya. Setelah sebelumnya mulai banyak followernya gara-gara aksi heroiknya di Bom Thamrin, Perwira Menengah Polisi ini rajin mengupdate status Fesbuknya.
Tidak masalah kalau sebatas obrolan umum. Tetapi semalam ketika ada wawancara Jessica di TV One, Krisna Murti malah meng-update status dengan konteks yang terkesan sama dengan wawancara Jessica tersebut.
Ketika Pengacara Jessica menjelaskan kepada TV One bahwa Jessica sama sekali tidak terlibat dengan sianida, bersamaan waktunya Krisna Murti meng-update statusnya dengan kalimat: “Ih Ada yang Bohong, Kami kan belum mengeluarkan bukti-bukti… bla..bla..bla.. Tetapi beberapa menit setelahnya status itu disunting sehingga kalimatnya "Ih Ada yang Bohong" berikut meme karikatur lucu.
Ketika dikonfirmasi saat itu juga oleh presenter TV One apakah status fesbuknya berkaitan dengan wawancara live dengan Jessica Krisna Murti membantahnya. Begitu juga siang ini di detiknews sekali lagi Krisna Murti membantah status facebook-nya tidak berkaitan dengan wawancara Jessica semalam. Mungkin Krisna Murti harus membaca komentar-komentar netizen yang tidak mempercayainya di detiknews.