Sebagai rakyat Indonesia kita selayaknya merasa malu punya tokoh terkenal yang harus memakai cara-cara tidak terpuji untuk menyerang musuh politiknya. Sungguh kasihan banget tokoh tersebut yang harus merendahkan dirinya dengan memakai cara provokasi dan melakukan pembohongan public.
Yusril Ihza Mahendra yang katanya Proffesor, yang katanya Pakar Hukum Tatanegara dan pernah menjadi Menkumham terbukti dengan sengaja melakukan pembohongan public agar Presiden Jokowi dibully oleh rakyatnya. Ckckck sungguh terlalu, gw nggak habis pikir seorang Yusril bisa melakukan hal serendah itu.
Dari catatan Twitter, pada selasa 7 April malam pukul 22.13 tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Yusril mengupload sebuah foto yang menampilkan halaman depan sebuah surat kabar. Yusril menyertakan keterangan :”Presiden Jokowi Makin Mendunia.. Ini di WSJ (Wallstreet Journal)”.
Beberapa menit berselang pada pukul 22.16 kembali Yusril menampilkan foto yang sama dengan tetapi keterangannya berbeda yaitu: “Presiden Jokowi Makin Mendunia. Ini berita di Wall Street Journal, salah satu koran terkemuka di dunia”
Tidak sampai beberapa lama ratusan netizen langsung me-Retweet kicauan Yusril tersebut. Tercatat untuk kicauan pertama di Retweet sebanyak 181 kali sedangkan kicauan kedua di retweet sebanyak 522l kali. Ratusan bully langsung menghentak dunia Twitter yang membully Jokowi habis-habisan. Hastag Jokowi Mendunia sempat masuk 10 besar di trending topic Jakarta.
Kicauan Yusril itu mengagetkan puluhan ribuan netizen karena follower Yusril sudah mencapai 714.000 orang. Publik lantas bertanya-tanya apa benar Jokowi diberitakan Wallstreet Journal seperti itu? Ribuan pendukung Jokowi langsung merasa malu mengetahui Presidennya diberitakan seperti itu di media luar negeri.
Tetapi tak lama kemudian pada pukul 22.58 Yusril meralat Kicaunya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Yusril berkicau lagi : “Clipping ini dari Jakarta Globe bukan WSJ. Saya keliru kutip tadi dan saya ralat.”
Yusril berlagak bego bahwa 2 kicauan sebelumnya sudah menghentakan dunia maya. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun apalagi ucapan minta maaf baik ke Jokowi maupun ke pengguna Twitter lainnya.
Keesokan paginya langsung serentak tanpa komando beberapa media milik PKS seperti PKSpiyungan dan lainnya menjadikan gambar itu sebagai Headline websitenya. Bahasanya tetap sama yaitu Jokowi diberitakan Wallstreet Journal tidak membaca Keppres yang ditanda-tangani olehnya. #YusrilEffect.
Begitu juga media-media nasional lainnya seperti Kompas.com dan lain-lainnya memberitakan kejadian ini. Tentu saja dengan sisi yang berbeda, hanya mengabarkan trending topic Jokowi mendunia gara-gara kicauan Yusril.
Berbeda dengan di Twitter, para netizen yang membaca asal hastag tersebut pada Kompas.com dan lainnya, malah Yusril yang dibully habis-habisan. Mereka marah karena Yusril pakai cara-cara seperti itu. Gw sendiri gw pikir juga pantas banget kalau Yusril dibully habis-habisan karena sudah melakukan Provokasi yang mengakibat Jokowi dibully.
Benarkah Yusril Tidak Sengaja Mengupload Foto Tersebut?
Bila gw baca lagi pada Kultwit ke 3 Yusril berkicau : Saya keliru kutip tadi dan saya ralat. Dan Pertanyaannya kemudian Mengapa Bisa sampai salah? Kalau sekali Kicau dan salah, mungkin saja bisa terjadi. Faktanya Yusril 2 kali melakukan Tweet dengan foto tersebut. Yang pertama keterangannya adalah “Presiden Jokowi Makin Mendunia.. Ini di WSJ” sedangkan Yang Kedua keterangan gambarnya adalah “Presiden Jokowi Makin Mendunia. Ini berita di Wall Street Journal, salah satu koran terkemuka di dunia”.
Seandainya kalau memang salah mentwett sangat tidak mungkin gambar itu sampai ditweet 2 kali.
Dan akhirnya gw berani menyimpulkan bahwa Yusril memang sengaja mengupload foto tersebut dengan tujuan yang tidak baik. Yusril dengan sengaja membohongi Publik dengan 2 kicauan pertamanya. Faktanya adalah Foto yang diupload Yusril tersebut pada bagian atasnya tertulis : #GagalPahamTingkatYahudi.
Bagaimana mungkin sebuah gambar dengan tulisan seperti diatasnya berasal dari sebuah Website resmi berita?Kira-kira logika masyarakat mana di Indonesia yang bisa percaya bahwa sebuah Wallstreet Journal atau Jakartaglobe membuat Headline dengan foto yang ada tulisan Hastag seperti itu?
Yusril pasti bohong. Entah website mana yang dibaca Yusril tetapi langsung dikatakannya sumber foto berasal dari Wallstreet Journal.
Itu tadi kebohongan pertama. Dan kemungkinan besar Yusril kembali melakukan Pembohongan Publik kedua dengan mengatakan Foto itu bukan dari WSJ melainkan dari Jakarta Globe.Sama dengan pertanyaan tadi, kalaumemang foto itu berasal dari thejakartaglobe.com maka tidak mungkin ada tulisan #GagalPahamTingkatYahudi pada sisi atas gambar tersebut.
Dari pemikiran itullh akhirnya gw lacak ke situs Indonesian Globe milik beritasatu.com tetapi ternyata gambar itu tidak ada. Gw semakin penasaran jadinya.
Akhirnya gambar itu langsung gw copy dan gw lacak lewat google berkali-kali dan ternyata akhirnya bertemu dengan sebuah Link yang menamakan dirinya “Epaper.Jakartaglobe.com” ,dan ternyata Link ini sudah tidak bisa diakses lagi. Link ini bukanlah milik Jakartaglobe.com. Kelihatanya ini link palsu yang dibuat para hacker yang sebenarnya mengarah ke website abal-abal tapi dikamuflase namanya.
Kesimpulannya gw yakin bahwa Yusril pada hari Selasa tanggal 7 April lalu sebenarnya tidak membaca sama sekali baik Wallstreet Journal maupun Jakartaglobe.com. entah link apa yang dibaca oleh Yusril dan fotonya langsung 2 kali di Tweet dengan tujuan agar Jokowi dibully para netizen. Kejam banget.
Kasihan banget ya Yusril.. mengapa harus pakai cara-cara serendah itu untuk membully Jokowi? Mungkin terlalu sering bergaul dengan cyber army nya PKS seperti Jonru dan lain-lainnya.
[caption id="attachment_359936" align="alignnone" width="853" caption="gambar dari Akun Twitter Yusril"][/caption]
sumber :
https://twitter.com/Yusrilihza_Mhd
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI