Ini hanya sebuah teori. Teori ini hanya dibuat oleh seorang blogger. Bukan polisi dan bukan detektif. Hanya seorang blogger yang sok tau dan punya rasa penasaran saja tentang bagaimana cara kerja polisi dalam menentukan siapa tersangka pembunuh. Dalam hal ini sebagai studi kasus yaitu Kasus Mirna. Mengapa memilih kasus ini? Alasannya adalah kasus ini berkaitan dengan Sianida.
Sianida adalah salah satu zat pembunuh nomor satu di dunia ini. Kehebatan dari zat ini adalah tidak berwarna, tidak berbau (untuk hidung orang awam) dan bisa berupa zat padat, zat cair maupun gas. Dengan sifatnya yang seperti itu maka Zat Sianida sulit dideteksi oleh mata  ataupun panca indra manusia.
Daya bunuh Sianida memang sangat luar biasa. Dalam jumlah sebesar 200mg sudah dapat membunuh seseorang yang memiliki berat badan rata-rata dalam waktu sekitar 30 menit. Zat ini bisa membunuh seseorang dengan cara masuk lewat mulut (makanan atau minuman), bisa juga lewat uap udara.
Kalau dalam cerita Detektif Conan biasanya pembunuh psikopat meracuni korbannya dengan cara mengoleskannya di bibir gelas yang akan diminum atau menyuntikannya pada bongkah kecil es batu yang akan dipakai untuk minum. Dengan demikian akan sangat sulit melacak kapan minuman itu diracun dan siapa yang meracuni korban.
Teori tentang Sianida itu hanya dibahas sepintas. Sebenarnya jauh lebih banyak variantnya dan lebih mendalam tetapi sengaja disederhanakan agar mudah dipahami pembaca. Begitu juga teori dibawah ini hanyalah teori otodidak seorang blogger. Sangat jauh dari ilmu-ilmu kepolisian sehingga tidak perlu dianggap berlebihan. Cukup sekedar dibaca untuk bahan berdiskusi saja.
Dalam kasus Mirna menurut laporan polisi yang dirilis media penyebab meninggalnya korban akibat keracunan Sianida.  Dengan demikian hanya ada 3 kemungkinan penyebabnya yaitu : 1.Kecelakaan (Tidak sengaja zat tersebut masuk ke dalam minumannya), 2. Bunuh Diri  atau yang ke 3. Memang diracuni oleh seseorang.
Kalau memang peristiwa itu merupakan sebuah kecelakaan (terjadi tidak sengaja/dengan sendirinya) dan dapat dibuktikan kronologisnya oleh polisi maka kasus ini bisa ditutup/ dinyatakan selesai. Tetapi kalau memang bunuh diri atau ada yang meracuni maka harus ada hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
BUNUH DIRI ATAU DIBUNUH PASTI PUNYA LATAR-BELAKANG ALASAN/MOTIVASI
Seseorang yang dengan sengaja bunuh diri secara psikologis pasti memiliki sebuah alasan yang sangat kuat untuk melakukannya. Manusia memiliki akal sehingga segala sesuatu yang akan berdampak pada dirinya sudah pasti dipertimbangkan dengan menggunakan akalnya. Umumnya orang yang bunuh diri diakibatkan oleh Rasa Putus Asa. Ada masalah kehidupannya yang dirasakannya tidak mampu diatasi olehnya, sudah tidak mampu dipikirkan akalnya  maka diambilah langkah bodoh itu. Banyak kejadian bunuh diri terjadi karena motif Asmara, ada juga yang bermotif Hutang-piutang, ada yang bermotif sakit hati dan lainnya. Tetapi kesemuanya memiliki motif pastinya.
Begitu juga dengan dibunuh/diracuni seseorang. Sang pembunuh sudah pasti memiliki sebuah motif untuk melakukan tindakan yang luar biasa tersebut. Tidak mungkin sama sekali bahwa seseorang membunuh orang lain tanpa alasan/tanpa motif kecuali hal itu merupakan ketidak-sengajaan (Kecelakaan/kelalaian). Kelalaian sendiri juga bukan tanpa ancaman hukuman. Ada ancaman hukuman untuk mereka yang akibat kelalaiannya menyebabkan orang lain kehilangan nyawanya.
Jadi untuk tindak pidana pembunuhan sama seperti halnya orang bunuh diri sehingga seorang pembunuh sudah pasti memiliki motifnya. Yang paling sering ditemui kasusnya adalah Motif Perebutan Harta/Warisan, Motif Asmara/Cinta Segitiga, Motif Dendam/Sakit Hati dan Motif Hutang Piutang.