Mohon tunggu...
FADLIYAH WAHYUNIKHASANAH
FADLIYAH WAHYUNIKHASANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Mahasiswa KKN Kelompok 113 Luncurkan Olahan Makanan dari Daun Kelor untuk Mencegah Stunting pada Anak Usia Dini

5 Agustus 2024   21:31 Diperbarui: 5 Agustus 2024   21:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Foto bersama kader Posyandu  (Dokumentasi Pribadi)

Tegal -- Sebuah kegiatan bermanfaat digelar oleh para kader Posyandu bersama dengan Mahasiswa KKN Kelompok 113 UIN SAIZU Purwokerto dalam rangka mencegah stunting pada anak usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Ibu Tinah, Sabtu (3/8/2024) dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengolah daun kelor menjadi makanan sehat untuk anak-anak.

Para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini memperkenalkan ide menarik berupa pembuatan makanan tambahan yang berbahan dasar daun kelor. Daun kelor dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti protein, vitamin, dan mineral, yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

"Daun kelor sangat mudah ditemukan dan dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang lezat dan bergizi. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung kesehatan anak-anak," ujar M. Khanif Amrullah Ketua Kelompok KKN 113.

Bidan Tri Maya Sari juga menjelaskan mengenai stunting ,"Stunting adalah kondisi di mana anak-anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun)".

"Ciri-ciri stunting diantaranya yaitu tumbuh kembangnya lambat, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, berat badan tidak naik bahkan akan cenderung menurun. Kemampuan fokus dan memori belajarnya tidak baik, anak cenderung lebih pendiam, fase pertumbuhan gigi pada anak melambat. Kadang ada yang tinggi tapi kurus dan ada yang pendek tapi gemuk," tambah Ibu Bidan Tri Maya Sari.

Selain memperkenalkan ide dan menjelaskan mengenai stunting, Mahasiswa juga sekaligus mempraktekkan cara pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang berbahan dasar daun kelor, yaitu berupa puding. Mereka menunjukkan langkah-langkah pembuatan puding yang mudah kepada para kader Posyandu.

"Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu ada daun kelor, serbuk agar-agar, air, susu UHT, gula pasir, daun pandan dan vanili. Yang pertama, cuci terlebih dahulu daun kelor dan daun pandan lalu rebus dengan air 100 ml secara bersamaan sampai layu. Setelah itu, saring rebusan daun kelor dan daun pandan. Kemudian, masukan susu UHT 400 ml, serbuk agar-agar 5 gram, gula pasir 5 sdm, dan vanili setengah sendok teh. Campurkan seluruh bahan tersebut kedalam panci kecil lalu rebus hingga mendidih. Setelah mendidih, masukkan air rebusan daun kelor dan daun pandan yang sudah disaring aduk hingga merata dan sedikit mengental dengan api yang sangat kecil," jelas salah satu Mahasiswa KKN kelompok 113.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari para kader Posyandu, "Terimakasih ya ilmunya, yang belum tau jadi tau mengeni olahan puding dari daun kelor," ucap salah satu kader Posyandu.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk anak-anak, terutama dalam masa-masa emas pertumbuhan mereka. Selain itu, para kader Posyandu juga diharapkan dapat menyebarluaskan pengetahuan ini kepada keluarga-keluarga lain di wilayah mereka, sehingga dapat membantu mengurangi angka stunting di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun