Mohon tunggu...
Anton (Jambi)
Anton (Jambi) Mohon Tunggu... -

melihat, membaca dan belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mengomentari komentar di tulisan Adi Supriadi...

4 Oktober 2012   16:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:15 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini Adi Supriadi yang ditulis | 04 October 2012 | 14:20, Dibaca: 428 di Komentar: 65 di vote oleh 10 dari 12 Kompasianer menilai aktual… berikut komentar-komentar tersebut “

4 October 2012 14:27:19 dari Zero Dark, Duh, Adi. . . sampai sekarang, saya tak tahu belatung apa yang ada dipikiran ente. . . “maksudnya ZD *menyimak dengan segelas es teh"  (Hawa)”,  kata Toelink “kalau wajah patungnya mirip AS gue harus bilang wow gitu…”  kembali Hawa hadir dengan komentarnya yang ditulis Toelink, “Tolink, jadi gpp nih itu patung biasa aja gitu?”,  dari @zero dark hadir dengan “selama kang Adi belum mati berarti belum ada belatung di kepalanya”  dan  Arif "godate" Rahman Nasution memberikan komentarnya  berikut kutipannya :

Mas Adi Yth, Buddha artinya manusia yang telah mencapai kesempurnaan. Perhatikan kata manusia di sini. Buddha sendiri tidak hanya seorang Samma Sam Buddha (Siddharta Gautama). Dan Siddharta Gautama yang telah mencapai kesempurnaan sebagai Samma Sam Buddha yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sang Buddha, tidak pernah meminta atau memberikan pesan khusus kepada semua murid-muridnya waktu itu dan juga kepada seluruh mahluk yang ingin belajar mengenai Jalan untuk terbebas dari Samsara (lingkaran tumimbal lahir yaitu: lahir, tua, sakit dan mati) agar setelah beliau mangkat/parinibbana, para murid-muridnya dan seluruh pengikutnya untuk membuatkan patung bagi dirinya.

Jadi Sang Buddha tidak pernah meminta kepada siapapun untuk membuatkan wujud dirinya dalam bentuk apapun termasuk dalam wujud patung. Jika kemudian murid-murid beliau pada jamannya membuatkan arca/patung adalah dengan tujuan untuk menghormati jasa-jasa beliau yang telah membagikan “penerangan sempurna” yang kemudian terkenal dengan Dharma (ajaran). Jadi tujuan awal pembuatan arca / patung beliau bukan untuk pemujaan melainkan sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya. Dan tidak diminta secara khusus oleh Sang Buddha sendiri. Melainkan oleh murid-muridnya.  Buddha adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan.

Dalam agama Buddha, manusia manapun yang bisa mencapai kesempurnaan bisa saja kemudian disebut sebagai Buddha. Dan yang terakhir dalam agama Buddha jika masih melekat kepada bentuk adalah sebuah hal yang manusiawi karena perbedaan kemampuan untuk memahami. Kemudian jika pemahaman itu semakin baik dan semakin bijak, pada akhirnya kemelekatan akan wujud dan bentuk itu akan terkikis dengan sendirinya dan bahkan akan tidak melekat kepada badan jasmaninya sendiri.  Demikian terima kasih”…

Red. Sampai dengan komentarnya mas dan  Arif "godate" Rahman Nasution ini, Adi Supriadi sebagai seorang Trainer & Public Speaker masih adem ayemn tidak mau berinteraksi langsung,  kecuali atau ada kemungkinan Adi supriadi menggunakan jurus akun kloningannya, tapi yang mana ? hehehe, maaf kalo salah koment..

Berikutnya Guga hadir dengan “Saya bukan Buddha, tp menurut saya umat Buddha tidak akan marah, karena esensi beragama sesungguh nya ada di hati kita yang paling dalam, hanya kita dan Tuhan yang tahu. Berani mati membela agama tidak jaminan kita sudah orang yang menjalankan agama dengan baik dan benar” disambung lagi dengan komentar tambahan “. " Malah saya melihat nya provokasi dari anda, apa anda di ajarkan begitu ???” dari komentar Guga ini Hawa kembali hadir dengan “Waduh”..

Red.  Hawa hadir satu kata “waduh”…. dan kata ini cukup membuat aku tersenyum dalam hati  dan penuh tanya "siapa Hawa ?!!"…..

Kembali para kompasianer hadir di Lapak Adi Supriadi ini berikut kutipannya “iri dan dengki” kata Tri Makno, Teguh Suprayogaa dengan “ wow…sensitip tulisannya kang…semoga g dibreidel ngadmin ” ditambah dari Banyu Wijaya dengan “ AS mah “anak emas” ngadmin, Kang Teguh…” dan “Bodohlah orang yang mengemukakan kekesalan hati nya seketika itu juga, tapi bijak yang mengabaikan cemooh” dari Guga, dan semua itu disimak oleh idroes Hakim seperti komentnya “Menyimak saja.. #gelar tikar smbil makan gorengan” dan Idroes Hakim mengatakan “Budha melarang penganutnya marah apabila budha dilecehkan. . Budha bersabda “apabila budha dan sangga di hina, janganlah engkau marah, kerena orang marah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah”.  kurang lebihnya demikian”..

4 October 2012 14:52:22 Mawalu hadir dengan Krn umat Budha tak spt otaknya adi supriadi yg isinya persis spt comberan” dan lagi-lagi ada Hawa hadir dengan “komen isi jamban” dan Mawalu seperti tak mau kalah membalasnya lagi   dengan “Reply isi wc umum” dan lagi-lagi Hawa seperti berbalas pantun muncul dengan komentnya “ohhh, titit loh abis berak cebok dong…numpang tempat titin…kompasianer taeeeeeeeeeekkkkkkkkk”….

Red. Sampe disini jujur orang bodoh seperti aku jadi penuh tanya.. siapa Mawalu dan Hawa ini ??? kemana Adi Supriadi ????

4 October 2012 14:55:48, Antonius Beni susanto jadi penuh tanya ini tulisannya “Kenapa setiap tulisan bung AS yang jawab komentnya lebih banyak Hawa. Istrinya ya?.  Koment ini langsung dijawab oleh hawa dengan bahasa Inggris “this is the real humor, enjoy it ” dan rupanya Mawalu juga kembali memberi assistnya “Setuju @antonius. Si hawa ini sangat suka sekali menelam di air keruh. Wanita ini Ingin sekali menjadi pahlawan kesiangan rupanya.” Membaca tulisan ini Hawa kembali hadir memberikan serangan baliknya berikut kutipannya “mawalu tak punya malu, tentang tuduhanmu trus gw mesti bilang wow gitu, ” dan seperti tak mau kalah Mawalu kembali menangkap bola liar yang dikirim Hawa dengan “Perempuan tak benar”.  Dan seperti tak mau kalah lagi-lagi Hawa hadir dengan uper cut mematikan yang langsung dikirim dengan telak ini komentnya “bajingan sundall”

Red. Kembali jadi penuh tanya siapa kedua orang ini, adakah yang sedang dilatih oleh kedua orang ini, mungkinkah kelak kedua bisa menjadi komentator handal jebaloan kompasiana ? dan lagi lagi Si Adi Supriadi belum mau berinteraksi, mungkin nunggu sampe babak dua setelah turun minum….

Di tunggu sampai turun minum si Adi Supriadi belum muncul juga hingga ada lebih dari sepuluh komentar lebih bermunculan, akhirnya wasid memutuskan Adi Supiadi di jempat paksa dan hingga saat ini belum ketemu… dimana Adi Supriadi…

Mohon maaf masih banyak komentar yang tidak bisa ditulis semuanya karena keterbasan kemampuan penulis dan Salam untuk sesuatu yang harus lebih baek n mohon maaf bila ada yang tidak berkenan!!!!

Salam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun