[caption caption="Treasure Bay, kolam renang air asin berkonsep pantai di Bintan"][/caption]
It's time to explore Bintan Island! Sabtu, 31 Oktober 2015, pukul satu siang, aku dan kesepuluh peserta yang terpilih untuk mengikuti Eco-Resort di Pulau Bintan, plus tiga orang dari Kompasiana dan tiga orang dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), telah berkumpul di meeting point, Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kepri.
Ketiban Bintang Jatuh. Ya, seperti itulah yang aku rasakan. Ketika seseorang melihat bintang yang jatuh dari langit, mereka menganggap hal tersebut sebagai sebuah keberuntungan. Maka dari itu, terpilihnya aku untuk mengikuti eksplorasi Eco-Resort di Pulau Bintan ini, aku tidak sekadar melihat satu bintang jatuh saja, tetapi lebih dari itu. Karena banyak sekali hal-hal tak terduga yang aku dapatkan selama mengikuti Blog Trip ini, yang pastinya membuat aku berucap syukur.
Ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagiku. Mengeksplorasi bumi Bintan, yang tidak sekadar memuaskan mata dengan sekadar memandanginya saja sebagaimana yang pernah aku lakukan sebelumnya, tetapi lebih dari itu, kali ini aku akan merasakan nyamannya tidur di dua penginapan berbeda sekaligus di resort mewah ini. Superb! Ya, ini salah satu bintang jatuh yang aku maksud.
Baiklah, sebelum aku meneruskan cerita nan seru selama mengikuti Eco-Resort di Pulau Bintan ini, sebelumnya akan aku luruskan terlebih dahulu terkait pemahaman orang-orang terhadap apa itu Bintan, agar tidak bingung untuk mengikuti pada paragraf-paragraf berikutnya. Bintan adalah nama sebuah pulau terbesar yang ada di gugusan Kepri. Di pulau ini terbagi menjadi dua wilayah otonom pemerintahan; Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.
[caption caption="Peta Pulau Bintan"]
Â
[caption caption="Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kepri"]
Yang disebut terakhir, Kota Tanjungpinang, merupakan ibukota dari propinsi ini. Di seberang Kota Tanjungpinang, terdapat sebuah pulau kecil yang menyimpan sejarah besar kerajaan Melayu, bernama Pulau Penyengat, yang juga akan menjadi salah satu destinasi yang akan kami tuju. Jaraknya hanya selemparan batu, sehingga sistem pemerintahannya masuk ke dalam wilayah Kota Tanjungpinang. Sementara, Bintan Resort, termasuk dalam wilayah Kabupaten Bintan.
Setelah tim dari Kompasiana memberikan pengarahan kepada peserta, kami pun bergegas meninggalkan Bandara RHF menuju tempat santap siang, Restoran Sederhana, yang berjarak sepuluh kilometer. Restoran ini berada di tepi laut, yang hanya dipisahkan sebuah jalan beraspal. Pemandangan yang elok sekali, yang salah satunya tampak dengan jelas Pulau Penyengat di seberang sana.
Sambil menyantap siang menu khas restoran yang tak sesederhana namanya ini, sesekali aku alihkan pandangan ke laut lepas, melihat seronoknya alam di depan sana. Feri-feri cepat yang merupakan transportasi utama masyarakat di propinsi ini, tampak berlalu-lalang menuju pulau-pulau sekitar yang ada di wilayah Kepri, seperti Batam, Karimun, Kundur, Lingga, dan Anambas. Bahkan, terdapat juga feri tujuan negeri jiran; Singapura dan Malaysia.