[caption caption="Rumah Tjong A Fie di pusat Kota Medan"][/caption]Berkunjung ke Kota Medan biasanya yang menjadi destinasi utama pelancong adalah Istana Maimun, sebuah bangunan bekas tempat tinggal Kerajaan Melayu Deli. Namun ada satu destinasi sejarah lagi di Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini, yaitu sebuah rumah bekas peninggalan tokoh terkenal dari etnis Tionghoa, Tjong A Fie.
Sesuai dengan namanya, destinasi sejarah itu dikenal dengan nama Rumah Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion. Museum ini memang masih terbilang baru, resmi dijadikan objek wisata pada tahun 2009. Lokasinya berada di jantung Kota Medan tepat di pusat bisnis pertokoan yang dikenal dengan daerah Kesawan (Sekarang bernama Jalan Ahmad Yani). Persis di pinggir jalan. Tak jauh dari tempat pemberhentian kereta api, Stasiun Medan.
[caption caption="Berpose dengan latar foto Tjong A Fie semasa muda"]
Pria dermawan yang lahir di Provinsi Guandong, Tiongkok ini sempat diangkat menjadi Mayor (setara Walikota) etnis Tionghoa Kota Medan pada masa itu. Ia beristrikan seorang wanita Tionghoa peranakan asal Penang, Malaysia, dan dikaruniai 7 orang anak. Cucu dari anak ketiganya saat ini yang mengelola dan menempati rumah bersejarah tersebut.
Jiwa sosialnya sangat tinggi. Ia dekat dengan semua kalangan. Salah satu bentuk kedekatannya adalah turut berkontribusi menyumbangkan sebesar 30 persen bagi pembangunan Masjid Raya Medan. Ilmu pengetahuannya sangat luas. Hal ini didorong oleh hobinya yang sangat gemar membaca. Tumpukan buku-buku senantiasa penuh di salah satu sudut kamarnya.
[caption caption="Aneka tanaman hias di dalam rumah"]
Namun, begitu keluar dari Museum Tjong A Fie tiba-tiba saja uang tiket masuk tersebut seperti tak berharga. Bagaimana tidak, sepanjang menelusuri sudut-sudut rumah bersejarah tersebut, otak saya diisi dengan wawasan baru oleh seorang pemandu yang bertugas menemani sekaligus menceritakan sejarah hidup Tjong A Fie. Puas rasanya. Mendengar penuturan sejarah, terasa seakan masuk ke dalam dimensi masa lalu.
Ya, konsep ini sangat berbeda dengan museum-museum lainnya. Biasanya saat berkunjung ke sebuah museum, pengunjung dibiarkan berusaha sendiri untuk mencari tahu tentang sejarahnya melalui tulisan-tulisan yang dipajang. Bahkan secara tak langsung menyuruh pelancong untuk menebak sendiri kisah sejarah dengan melihat-lihat properti yang ada.
[caption caption="Suasana di lantai dua"]
[caption caption="Ruang santai keluarga"]
[caption caption="Dokumentasi foto bukti sejarah perjalanan hidup Tjong A Fie"]