Mohon tunggu...
FADLI RAFLIANDO
FADLI RAFLIANDO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas FISIP.

Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas FISIP UIN RADEN FATAH Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh "Gemoy effect" terhadap Kemenangan Prabowo-Gibran di Pemilu 2024

6 Juni 2024   20:14 Diperbarui: 6 Juni 2024   20:28 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada pemilu 2024 di Indonesia, muncul dinamika politik yang menarik, termasuk kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Salah satu strategi yang mencuri perhatian adalah rebranding "Gemoy" yang digunakan oleh tim kampanye mereka. Hal ini terjadi karena Prabowo sering terlihat berjoget dalam berbagai acara yang ditampilkan di media. Perubahan perilakunya yang lebih santai juga membuatnya dikenal sebagai sosok yang menyenangkan, sangat berbeda dari citra sebelumnya sebagai sosok tegas, temperamental, dan berjiwa militer. Baru-baru ini, ilustrasi foto Prabowo menggunakan Artificial Intelligence (AI) yang diunggah di media sosial juga dianggap sangat gemoy. Istilah "Gemoy," yang awalnya digunakan secara informal di media sosial, berhasil diangkat menjadi bagian dari kampanye resmi. 

Dampak besar media sosial dalam kampanye politik menunjukkan bahwa era saat ini adalah era influencer, atau orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Ini tidak dapat dihindari karena politik pada dasarnya adalah "seni untuk mempengaruhi." Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi alat kampanye bagi calon kandidat, terutama TikTok yang telah menjadi fenomena global dengan jutaan pengguna di seluruh dunia, terutama di kalangan anak muda. Kemampuannya untuk menjangkau audiens yang luas, khususnya generasi milenial dan Z, menjadikannya alat kampanye politik yang potensial.

Pada pemilu 2024, TIM Sukses Prabowo-Gibran menggunakan TikTok sebagai alat kampanye dengan menampilkan konten joget-joget gemoy dan lagu viral yang dimodifikasi menjadi lagu kampanye. Hal ini menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda, sehingga membantu memperkuat citra kandidat dan mempengaruhi opini publik. Rebranding "Gemoy" muncul sebagai tanggapan terhadap perubahan demografi pemilih dan tren media sosial di Indonesia. Dengan semakin besarnya populasi pemilih muda dan dominasi media sosial sebagai alat komunikasi utama, pendekatan yang lebih segar dan relevan menjadi penting. Istilah "Gemoy" yang bermakna positif dan menggemaskan berhasil menarik perhatian publik, khususnya generasi muda atau Gen-Z.

BAGAIMANA PENGARUH BRANDING GEMOY TERHADAP PERSEPSI PEMILIH?


"Branding gemoy" yang diterapkan TIM Kampanye Prabowo-Gibran pada kampanye politik, terutama dalam konteks pemilu 2024, dapat memberikan beberapa dampak penting:

1. Peningkatan Popularitas: 

Branding gemoy, yang umumnya mengacu pada citra yang lucu, menggemaskan, atau menghibur, dapat menarik perhatian lebih banyak pemilih, terutama dari kalangan muda dan pengguna media sosial. Hal ini dapat meningkatkan popularitas Prabowo di kalangan audiens yang mungkin tidak terlalu tertarik pada politik sebelumnya.

2. Menciptakan Citra yang Positif: 

Menciptakan sebuah citra yang lebih santai dan ramah dapat memberikan kesan bahwa Prabowo lebih terbuka dan dekat dengan masyarakat, membuatnya terlihat lebih mudah didekati dan lebih mudah untuk berinteraksi. Strategi ini berpotensi untuk mengurangi persepsi negatif yang sering kali dihadapi oleh Prabowo terkait dengan isu-isu pelanggaran HAM yang pernah terjadi di masa lalu, yang sering digunakan oleh lawan politiknya untuk menyerangnya.

3. Viral di Media Sosial: 

Konten yang menggemaskan atau lucu cenderung lebih mudah viral di media sosial. Dengan demikian, branding gemoy dapat meningkatkan eksposur kampanye secara signifikan melalui berbagai platform digital.

4. Pendekatan Emosional: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun