Mohon tunggu...
FadlinBimanus
FadlinBimanus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Guru mengaji

Sebaik-baik manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain, menjadi mukmin sejati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Meninggalkan Sholat Walaupun Kamu Ahli Maksiat Kepada Tuhan

26 Agustus 2024   12:06 Diperbarui: 26 Agustus 2024   12:21 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook/Salah Ittiba

Pesan yang disampaikan sangat penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Meninggalkan sholat bukanlah solusi, bahkan jika seseorang merasa sering melakukan dosa atau maksiat. Sholat adalah kewajiban utama dan bentuk penghambaan serta ketaatan kepada Allah. Ini adalah cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memohon ampunan, dan memohon kekuatan agar bisa meninggalkan maksiat.

Ketika seseorang terus menjaga sholatnya, itu bisa menjadi jalan untuk perlahan-lahan meninggalkan perbuatan dosa dan mendapatkan ketenangan hati. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan sholat adalah salah satu cara untuk meraih rahmat dan ampunan-Nya.

Dengan terus menjalankan sholat, seseorang sebenarnya sedang berusaha memperbaiki diri, meskipun masih terjerumus dalam dosa. Sholat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan spiritual seorang Muslim. Selain sebagai kewajiban, sholat juga berfungsi sebagai pengingat agar selalu berada di jalan yang benar.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (QS. Al-Ankabut: 45). Meskipun seseorang masih merasa terikat oleh maksiat, sholat akan menjadi tameng yang membantu untuk mengurangi dan akhirnya meninggalkan perbuatan buruk tersebut.

Menjaga sholat, meskipun dalam kondisi berdosa, menunjukkan bahwa seseorang masih memiliki harapan dan niat untuk berubah menjadi lebih baik. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa hanya Allah yang bisa memberi hidayah dan memudahkan jalan keluar dari kebiasaan buruk.

Jadi, jangan pernah meninggalkan sholat, bahkan jika merasa diri jauh dari sempurna. Sebaliknya, jadikan sholat sebagai sarana untuk terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan memohon kekuatan untuk memperbaiki diri. Tetaplah berdoa dan bertawakal, karena Allah Maha Mengetahui segala kelemahan hamba-Nya dan selalu membuka pintu taubat bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya.

Saat seseorang tetap menjaga sholatnya meski dalam keadaan penuh dosa, itu menunjukkan sebuah keteguhan hati untuk tidak menyerah dalam mencari ridha Allah. Dalam Islam, penting untuk diingat bahwa kesempurnaan bukanlah syarat untuk beribadah; justru, ibadah adalah sarana untuk mendekati kesempurnaan itu sendiri. Allah tidak hanya melihat perbuatan kita, tetapi juga niat dan usaha yang kita lakukan untuk memperbaiki diri.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa setiap kali kita berdiri dalam sholat, kita sebenarnya sedang berdialog langsung dengan Allah. Ini adalah momen-momen istimewa di mana kita bisa mengungkapkan segala keluh kesah, penyesalan, dan harapan kita kepada Sang Pencipta. Bahkan jika hati kita masih diselimuti oleh dosa, sholat adalah kesempatan untuk memohon ampunan dan memohon agar diberi kekuatan untuk keluar dari lingkaran maksiat.

Kunci dari semua ini adalah ketekunan dan kesabaran. Proses perubahan tidak terjadi dalam semalam. Terkadang, dosa-dosa yang telah menjadi kebiasaan memerlukan waktu dan usaha yang konsisten untuk benar-benar bisa dihilangkan. Namun, selama kita tetap menjaga sholat dan terus berusaha, Allah pasti akan memberikan jalan keluar dan pertolongan.

Jangan biarkan rasa putus asa menguasai hati karena Allah sangat mencintai hamba-Nya yang tidak menyerah dalam mencari ampunan-Nya. Bahkan, dalam hadits, Rasulullah bersabda bahwa jika seorang hamba datang kepada Allah dengan dosa sebesar bumi, tetapi tidak menyekutukan-Nya, Allah akan datang kepadanya dengan ampunan sebesar itu juga. Ini menunjukkan betapa besar kasih sayang dan rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya yang tulus ingin kembali kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun