Sebelumnya bahwa saya adalah perantau dari kampung ke kota Jakarta yang di mana kota Jakarta kita sudah mengetahui ibukota dari negara kita yang akan menjadi atau berstatus DKJ daerah khusus Jakarta, dan ibukota akan pindah ke IKN.Â
Hidup di Jakarta adalah salah satu kenikmatan yang luar biasa khususnya bagi saya sendiri, tapi lebih nikmat lagi orang hidup di Jakarta sudah memiliki pekerjaan, sudah memiliki rumah, dan sudah memiliki kendaraan, dan lain-lain, dan itu semua adalah salah satu nikmat yang luar biasa yang dimiliki oleh salah satu anak rantau. Tapi ingat Tidak semua orang Jakarta hidupnya enak hidupnya mewah di Jakarta itu sendiri. Di sini aku ingin berbagi pengalaman tentang pekerjaan aku, aku bekerja di salah satu daerah Kebayoran lama, yah namanya juga pekerjaan freelance bukan pekerjaan tetap, setiap hari aku selalu datang ke tempat itu bahkan saat libur sabtu minggu pun aku harus masuk karena memang kita kerja per hari dibayar 170.000 dan kita kerjanya cuman tiga jam/hari dan ada juga bonus akhir bulan dikasih 500k.Â
Tentu saja kita bekerja ada resiko tertentu dan ada konsekuensi tertentu dan ada regulasi atau peraturan tertentu yang harus kita pakati bersama dalam pekerjaan tersebut. Bagi aku pekerjaan itu ber gampang banget di mana tidak kita cuman kerja 3 jam per hari contohnya masuk jam 09.00 pulangnya jam 12.00, mas contohnya lagi masuk jam 12.00 keluarnya jam 15.00 dan terus bergantian setiap 3 jam, di mana jumlah pekerjaan itu orangnya tuh ada 21 orang terus berputar berputar semakin ketatnya sistem ini pekerjaan ini setiap minggu itu pasti ada yang dikeluarkan karena tidak memenuhi kedisiplinan dari regulasi atau sistem kesepakatan kita di mana kita dibayar 170.000 per hari cuman kerja 3 jam per hari bayangin luar biasa.Â
Bagi aku jika 170 dikalikan 30 hari atau 29 hari lumayan gede sih bagi aku khususnya diri aku sendiri karena pekerjaannya ringan kemudian pekerjaan juga gampang kemudian kerjaan cuman 3 jam per hari, mungkin semua orang memiliki pekerjaan tapi tidak semua orang juga memiliki waktu seperti pekerjaan kami, yang gue ingin pengalaman gue ini di mana setiap perjalanan dan proses yang kita lakukan itu harus dinikmati dan harus disyukuri bagaimanapun kondisi kita dan bagaimanapun hidup kita prinsip kita itu harus bersabar, bersyukur, dan tetap taat dalam beragama sesuai dengan prinsip Islam yang saya anut atau yang kita anut.
Di sini saya ingin berbagi pengalaman saja bahwa prinsip hidup itu harus ada rasa syukur dan rasa ridho terhadap ketetapan Tuhan.Â
Bagaimanapun kondisi kita yang menjadi prinsip kita harus ada rasa ridho rasa syukur dalam diri kita yang penting jangan pernah putus asa selama kita terus berusaha berusaha dalam semua aktivitas kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H