Mohon tunggu...
Fadli
Fadli Mohon Tunggu... Seniman - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

"ANU" satu kata beribu makna

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Takwa Dalam Islam

19 Mei 2024   02:50 Diperbarui: 20 Mei 2024   01:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang terdiri dari cinta dan takut, yang lebih jelas lagi adalah adanya kesadaran terhadap segala sesuatu atas dirinya dan bahkan merasa hatinya yang paling dalam senantiasa diketahui oleh Allah SWT. Sehingga ia senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Takwa adalah sikap mental yang positif terhadapnya berupa waspada dan mawas diri sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan segenap perintahnya dan menjauhi segala larangannya, Sebanyak 232 kata dalam Al-Qur'an dengan berbagai macam bentuknya. Bahwa kata awal dari takwa adalah pemeliharaan diri, tidak perlu pemeliharaan kecuali terhadap apa yang ia takuti. yang paling dia takuti adalah Allah SWT. Oleh sebab itu yang berilmu tentang Allah akan takut kepadanya, Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan.

fdl2-664a4b4e14709305875c1f62.jpg
fdl2-664a4b4e14709305875c1f62.jpg

Al-Qur'an sebagai sumber utama ajaran islam yang juga merupakan pedoman hidup bagi setiap umat muslim. Al-Qur'an tidak sekedar memuat tentang hubungan manusia dengan tuhannya dan hubungan dengan alam sekitarnya. Dari tiga hal tersebut apabila kita merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan bersungguh-sungguh maka akan menghasilkan suatu sikap yang sangat mulia disisi Allah yaitu takwa.

Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah kualitas yang mutlak dan sangat penting keberadaanya dalam jiwa seorang muslim yang sadar, karena dengan ketakwaan itu akan senantiasa menjaga dan memelihara dirinya dan masyarakat lainnya dari segala hal yang dapat merusak dan membinasakan. Didalam takwa juga terkandung suatu pemahaman bahwa ia merupakan pengendalian diri manusia dari dorongan emosinya dan penguasaan hawa nafsunya, ini berarti ia memenuhi dorongan-dorongan itu dalam batas yang diperkenankan oleh ajaran agama.

Kata takwa sering diartikan dengan rasa takut kepada Allah Swt yang diikuti dengan melaksanakan segala perintah-perinahnya dan
menjauhi segala larangannya. Dan barangkali itulah pengertian yang dipahami oleh sebagian masyarakat Islam. Namun takwa kepada Allah sangat berbeda dengan takut dalam arti biasa. Takut kepada Allah itu biasanya mengarah pada ketakutan tentang hari kiamat yang dikabarkan oleh wahyu-wahyu yang turun lebih awal yang dikenal dalam surah-surah makiyah misalnya ayat yang berbunyi yang artinya: Wahai manusia bertakwalah kepada tuhanmu, sesungguhnya guncangan saat itu adalah suatu hal yang sangat mengerikan.

Apabila kita mencermati ayat-ayat Al-quran, maka kita akan temukan sebanyak 232 kata takwa dalam alquran dengan bergbagai
macam bentuknya dalam 68 surah adapun perinciannya bahwa yang berbentuk Fi'il Mudhari Sebanyak 58 kali dalam berbagai surah. Adapun yang berbentuk Fi'il Madli deengan berbagai macam bentuknya sebnayak 32 kali dalam berbagai surah. Adapun yang berbentuk Fi'il Amr sebanyak 87 kali disebutkan yang juga dalam berbagai surah. Adapun bentuk-bentuk lain dari kata takwa yaitu ism tafdil, mashdar, isim fa'il, ism mafuul. Diantara surah yang paling banyak menyebutkan sacara berulang adalah surah al-Baqarah yaitu sebanyak 52 kali dan di surah al-imran sebanyak 22 kali. Adapun mengenai maknanya, ada yang berarti takwa itu sendiri dan ada yang berarti memelihara dan waspada, yang mana pembahasan ayatnya ada yang terkait dengan perintah bertakwa, usaha-usaha untuk mencapai takwa orang yang paling mulia disisi Allah, buah dari takwa, ciri-ciri orang yang bertkwa, balasan bagi orang yang bertakwa dan pembahasan-pembahasan yang lain.

Allah Swt memerintahkan kepada seluruh hambanya yang beriman kepada-Nya untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa, agar hidupnya senantiasa mendapat keridlaan dari Allah Swt dan terhindar dari perbuatan yang tercelah.

Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mencapai ketakwaan adalah beribadah kepada Allah Swt dengan penuh keikhlasan, ketekunan dan ibadahnya itu senantiasa dilakukan secara continue, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit karena
dengan ibadahnya itu dia akan bertambah dekat dengan Allah Swt sehingga ia mencapai derajat takwa, yang berimplikasi pada terhindarnya seseorang dari perbuatan yang tercela.

Diantara ciri-ciri orang yang bertakwa, yaitu: (1) Dermawan (menafkahkan hartanya baik waktu lapang maupun sempit), (2) mampu
menahan marah, (3) Pemaaf, (4) Istighfar dan taubat dari kesalahan kesalahannya. Dalam dua ayat ini takwa dicirikan dengan aspek Ihsan. Mungkin cukup sampai disini pemaparan yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi saya pribadi.

Penulis : Fadli

Dosen Pengampuh: Dr. H. Hamidullah Mahmud, LC, MA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun