Mohon tunggu...
Fadli Arif
Fadli Arif Mohon Tunggu... Seniman - Presiden

Manusia bukan saling membutuhkan,tapi saling memanfaatkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hujan di Jendela

21 November 2023   17:55 Diperbarui: 21 November 2023   17:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah rumah kecil tempat tinggal seorang gadis kecil bernama Maya. Tiap malam, ketika hujan mulai menari di atas genting-genting rumahnya, Maya memilih duduk di kursi goyang kayu di depan jendela kecil kamarnya. Di sanalah ia memulai perjalanannya menjelajahi melodi hujan.

1. **Awal Mula Keajaiban**

Maya memandangi jendela kecilnya dengan mata penuh rasa ingin tahu. Tetesan-tetesan hujan berdansa di kaca jendela, menciptakan melodi lembut yang seolah-olah memanggilnya. Dengan hati penuh penasaran, dia mendekatkan telinganya, ingin merasakan lebih dalam setiap denting melodi hujan.

2. **Melodi yang Menyapa Sebuah Awal**

Suatu malam, melodi hujan terdengar seperti serangkaian not musik yang membawa keceriaan. Di jendela kecilnya, Maya meresapi getaran positif yang dibawa oleh setiap tetes hujan. Senyum kecilnya mulai terukir, dan hatinya pun dipenuhi dengan kehangatan yang sulit diungkapkan.

3. **Harmoni Dalam Kesedihan**

Namun, tidak setiap malam membawa melodi yang riang. Terkadang, hujan turun dengan lembutnya, menciptakan melodi yang lebih melankolis. Maya merenung, merasakan sentuhan kesedihan dari setiap tetes hujan yang jatuh di kaca jendelanya.

4. **Pertemuan dengan Melodi-melodi yang Berbeda**

Melalui jendela kecil itu, Maya belajar bahwa setiap malam hujan membawa melodi yang berbeda. Ada yang riang, ada yang melankolis, seperti kisah-kisah kehidupan yang beragam. Dan di dalam melodi hujan itu, ia menemukan kedalaman dan keunikan.

5. **Proses Pembelajaran Melalui Suara Hujan**

Bertahun-tahun berlalu, dan Maya tumbuh bersama suara hujan. Jendela kecilnya menjadi buku pelajaran yang tak tergantikan. Dia memahami bahwa hujan adalah guru yang sabar, mengajarkannya tentang kehidupan dengan melodi-melodi yang membekas di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun