Kopi merupakan salah satu minuman favorit masyarakat. Hal ini terbukti dengan semakin banyak kedai kopi baru dan variasi minuman berbahan kopi. Kopi mengandung kafein yang dapat membuat tubuh terasa lebih segar dan berenergi. Sehingga minum kopi identik dengan minuman yang dikonsumsi jika begadang, lembur dan sejenisnya.
Saya mendapat pengalaman menarik mencicipi kopi ketika mendapat tugas ke Ethiopia. Karena negara ini memiliki sejarah panjang kopi. Apalagi Ethiopia dikenal sebagai “rumah kopi arabika”.
Ethiopia merupakan negara penghasil kopi terbesar kelima di dunia. Ethiopia memiliki lebih dari 1.000 varietas genetik kopi. Mayoritas besar kopi Ethiopia dipanen secara liar atau ditanam di pertanian kecil.
Ethiopia merupakan negara yang umumnya berada di dataran tinggi. Ibukota Ethiopia yaitu Addis Ababa memiliki ketinggian sekitar 2.400 m di atas permukaan laut . Jadi, minum kopi merupakan minuman yang cocok untuk daerah dingin seperti Ethiopia.
Kopi tomoca
Salah satu kopi yang terkenal di Ethiopia adalah kopi Tomoca. Kopi jenis arabika yang telah ada semenjak tahun 1953. Aroma kopi begitu terasa setelah membuka pintu. Kedai kopi berkonsep minimalis dan dihiasi lukisan khas ethiopia. Lukisan umumnya bercerita tentang sejarah kopi Ethiopia.
Berbeda dengan mayoritas kedai kopi di Indonesia yang menyediakan kursi, kedai kopi Tomoca menyediakan standing bar untuk menikmati kopi. Kedai kopi begitu ramai di pagi hari karena warga Ethiopia memiliki kebiasaan menikmati kopi sebelum beraktivitas.
Warga Ethiopia menikmati kopi sambil berbincang atau membaca. Mereka cukup ramah dan tidak enggan berbincang dengan orang asing.
Saya memesan macchiato atas rekomendasi teman yang harganya 18 birr (setara Rp.6.500,-). Begitu kopi diminum, rasa kopi langsung memanjakan lidah. Aroma kopi yang kental juga langsung menyegarkan mata.