Mohon tunggu...
Fadlan Humaidi
Fadlan Humaidi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mencatat peristiwa setiap saat. Setiap saat jadikan inspirasi dan motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Muhasabah Ramadhan Hari ke-7: Jangan Sampai Merugi!

26 Juli 2012   08:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan adalah bulan yang mulia. Di bulan ini Allah membuka lebar – lebar pintu ampunan, menutup rapat – rapat pintu neraka. Setan dibelenggu. Amalan yang dikerjakan di bulan ini lebih istimewa dibanding amalan di bulan lain, amalan sunnah dihitung menjadi seperti amalan wajib, bila mengerjakan amalan wajib di bulan ini dihitung 70 kali lipat.

Hari ini kita sudah sampai di hari yang ke enam atau sebagian orang sudah masuk hari yang ke tujuh. Perlu kita renungkan, amal – amalan apa saja yang telah kita kerjakan. Sudahkan kita bersungguh – sungguh dalam menjalankan puasa, atau puasa hanya sekadar menahan lapar dan haus saja? Sudahkah kita bersungguh – sungguh memohon ampunan kepada Allah atas dosa – dosa yang telah kita kerjakan? Apakah shalat kita di bulan ini lebih khusyu’? bagaimana dengan ibadah – ibadah sunnah, sudahkan kita bersungguh – sungguh dalam menjalankannya?

Maha Baik Allah. Allah sangat menyayangi kita. Allah Maha Tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Allah Maha Tahu jumlah amal baik yang kita kerjakan sejak perbuatan kita dicatat sebagai dosa dan sebagai amal baik. Yang justru kita sendiri tidak tahu, pahala atau dosa kah yang lebih banyak, amal baik atau maksiat kah yang lebih banyak. Kita tidak mengetahuinya karena kita jarang menghitungnya (muhasabah), namun sebaliknya Allah Maha Cepat penghitungannya.

[caption id="attachment_189813" align="aligncenter" width="266" caption="sumber facebook . Saya lihat beliau suatu ketika mampir shalat isya di Masjid Pondok Indah"][/caption]

Mulai saat ini, mari kita banyak luangkan waktu untuk bermuhasabah. Kita hitung – hitung amal kita, mana yang lebih banyak, dosa atau pahala, nikmat mana saja yang  kita syukuri atau justru mengkufurinya. Allah memberikan kita begitu banyak nikmat, di saat mata kita masih bisa melihat, kita renungkan, apakah mata kita kita gunakan untuk melihat hal – hal yang Allah haramkan?. Bagaimana dengan tangan kita, sudahkan tangan ini bersih dari dosa. Kaki kita, kemana saja sudah kita langkahkan, apakah sudah banyak kita ayunkan kaki kita untuk berbibadah kepada Allah. Bagaimana dengan seluruh tubuh kita yang lain? Bagian tubuh mana saja yang sudah kita syukuri karena Allah berikan kita kesempurnaan. Padahal disaat yang sama Allah memberikan kekurangan kepada orang lain, ada saudara kita yang tidak dapat melihat, mereka masih bersungguh – sungguh untuk beribadah kepada Allah.  Ada yang Allah berikan keistimewaan dengan satu kaki, namun tidak menyurutkannya untuk bersungguh – sungguh shalat berjama’ah di masjid. Dan banyak lagi diantara hamba Allah yang diberikan keterbatas fisik namun lebih bersemangat ibadah dibanding yang fisiknya sempurna.

Wahai pembaca, carilah waktu luang atau jika tidak ada yang luang, kita paksa agar ada waktu yang dapat kita luangkan untuk bersimpuh di atas sajadah, kita tundukan wajah kita, kita tundukkan segala kesombongan kita. Kita evaluasi, pantaskah Allah memberikan kita surga jika Allah memanggil kita nanti. Sudah siapkah jika Allah memanggil kita saat ini. Prestasi terbaik apa yang dapat kita tunjukkan kepada Allah, agar Allah berkenan memberikan surga untuk kita. Atau justsu kita tidak memiliki prestasi apapun.

Marilah kita segera siapkan amalan – amalan terbaik. Selagi kita masih mampu bernafas, masih diberi kesehatan,  apalagi di bulan yang mulia ini. Teringat perkataan guru saya yang tercinta, menyinggung orang yang tidak bersungguh beribadah di bulan Ramadhan

“Allah telah lipat gandakan pahala, tapi dia gak sungguh – sungguh beribadah. Allah telah membuka lebar – lebar pintu ampunan, dia gak sungguh – sungguh tobat”

Maka jangan sampai kita merugi diakhirat nanti.  Mari kita segera tobat memohon ampunan Allah, semoga ketika ajal kita tela tiba, Allah menyeru kita

Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati rihdo dan dirihdoi-Nya, maka masuklah ke dalam golongan hamba –hamba-Ku dan masuklah ke dalam Surga-Ku

(TQS Al Fajr 28 – 30)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun