Tak pelak lagi
Sang dewi malam tiba
Mengganti tugas si raja siang
Teladan yang baik
Bagi mereka yang egois
Pikiranku kembali membumbung
Ke dunia antah berantah
Menyusupi tiap kenangan
Juga waktu yang sempat terlewat
Dulu Rama menyukai Sinta
Mengukir kisah yang indah
Membuat hati turut haru
Di saksikan ribuan mata
Bahkan memesona para dewa
Tapi...
Mengapa takdir justru membelah?
Tak setuju harapan cinta
Mendikte kisah yang suram
Tuturan gaib datang
Berbisik merdu padaku
Bagai alai-belai malaikat
"Takdir memenuhi kebaikan", katanya
Itu tak memuaskan, gerutuku
"Kebaikan dari azam sang Kuasa"
Itu pula tak menjelaskan
Apa itu kebaikan?
Bukankah hanya perspektif
Baik yang Kuasa maupun yang dengkik
Mengapa sabda takdir selalu memihak?
Memihak hidup Yang di Atas
Bukan hidup anak Adam?
Anganku sempat nakal
Apakah takdir sejenis anggur?
Yang hanya mumuaskan pemilik kikir
Tapi tidak memuaskan makhluk hina.
Sama demikian
Bukan hanya Rama dan Sinta
Atau Romeo dan Juliet
Atau Julius dan Cleopatra
Tapi juga kau dan aku
Jika kisah memang berakhir parak
Mengapa pula di pertemukan
Apa Tuhan tengah bercanda?
Oh tidak... tidak
Aku tidak menghakimi-Nya
Bukan hakku demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H