Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Hati (4)

9 Juli 2016   03:13 Diperbarui: 9 Juli 2016   15:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Fir, baru sampai”, Anto mengabari Fira melalui WA,”Kamu udah sampai juga?”

“Sudah, To, baru aja selesai mandi”, jawab Fira di seberang sana.

“OK deh ya, cu”, balas Anto.

Percakapan via WA pun berhenti untuk malam itu. Anto pun mandi lalu disusul membuat segelas kopi. Dia melepas penat malam itu dengan menonton TV dan berbaring di sofa. Dia pun memastikan bahwa pintu-pintu telah dikunci dengan baik. Dia merebahkan dirinya di atas sofa coklat di ruang tamunya. Tak lupa dia membaca novel kesukaannya yang ditulis Jhon Grisham. Dia memiliki hampir semua seri dari novel Jhon Grisham. Acara TV pun sudah tidak dipedulikannya. Dia tenggelam asyik dengan novelnya hingga secara perlahan matanya mulai mengantuk hingga menutup sama sekali.

---

Anto pun berada di mobil bersama Fira dalam suatu perjalanan di suatu pedesaan yang sepi. Tiba-tiba ada pemandangan yang luar  biasa indah, sawah yang diterangi sinar bulan. Sawah itu dikelilingi pegunungan yang indah, sementara sinar bulan bersinar dengan terang. Sebagian sinar rembulan membentuk shiluet pohon-pohon dan pegunungan. Anto pun menghentikan mobilnya. Berdua mereka menikmati indahnya sinar bulan. Lampu mobil dimatikan. Nampak jelas sinar purnama merayapi persawahan yang ada di hadapannya.

Tiba-tiba Anto merasakan tangan Fira memegang tangannya. Makin lama usapan tangan Fira makin terasa di kulit Anto. Anto pun membalasnya dengan memegang tangan Fira. Anto melingkarkan tangan kirinya di pundak Fira. Fira pun membaringkan kepalanya di lengan Anto. Anto mencium dahi Fira, lalu turun ke pipi Fira. Fira memejamkan mata menikmati apa yang dilakukan Anto. Anto pun kemudian mencium bibir Fira. Fira pun membalasnya begitu seterusnya untuk beberapa saat. Tiba-tiba Anto merasakan semua berubah menjadi gelap gulita dan dia pun tidak bisa melihat apa-apa.

Anto tersadar dari mimpinya. Ruangan di rumahnya gelap gulita. Rupanya terjadi mati listrik. Anto pun segera mengambil hp-nya yang dia letakkan di meja. Setelah meraba-raba meja, dia menekan tombol lampu di hpnya. Dia menyoroti ruangannya dengan hp. Dia pergi ke meja kerjanya. Dia mengambil power bank sambil memasang lampu baca. Dimasukan lampu itu ke power bank. Ruangannya pun menjadi terang.

Anto mengambil hpnya. Dia melihat ada pesan WA di hpnya. Rupanya WA dari Fira. Dikliknya pesan tersebut. Nampaklah gambar Fira dengan baju tidurnya. Rupanya Fira berselfie ria. Ada pesan di bawahnya,”Selamat tidur, To, mimpi indah ya? Mau ajak aku di mimpi kamu?”, goda Fira melalui pesan WAnya. Anto pun pun melihat jam di hpnya. Jam menunjukkan jam 02.15.

Anto tersenyum lihat pesan masuk dari Fira. Dibalasnya pesan WA tersebut.

“Tadi aku mimpi pergi bersama kamu, Fir”, balas Anto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun