"Saya bilang pak RT, kalau kata bapak ada setan di  gang saya," ancam Yuyun.
"Ah...iya deh bu, saya cerita, tapi janji ya jangan kasih tahu siapa-siapa," Rizal agak galau.
"Tergantung lah, abang cerita bohong apa beneran," ancam Yuyun lagi.
"Saya tuh trauma bu kalau masuk gang ibu."
"Beberapa kali  kalau saya lewat, Ibu Syaqi memanggil saya lalu dia membeli dagangan saya, nah terus kalau dia beli misal 1 kilo, sesudah ditimbang dan dibayar, dia nyomot buah ini, buah itu, segenggam-segenggam dan gak dibayar, dia langsung pergi sambil bilang, ini sampel yang bang," jelas Rizal.
"Bukannya untung malah buntung, kan bu?", tanya Rizal pada Yuyun.
"Oh begitu permasalahannya, saya faham deh," jawab Yuyun
0000
Untuk  beberapa hari setelah mendengar cerita itu Yuyun menyimpan rahasia ini sesuai janjinya pada Rizal. Dia tidak mau langsung mempercayai apa yang diucapkan Rizal, namun dia juga tidak mau menganggap Rizal mengada-ada. sebab dia tidak melihat kejadiannya secara langsung. Sumber informasi Cuma dari si abang pedagang buah. Kalau dia berbicara pada orang lain, maka kalau itu salah akan menjadi fitnah, kalau benar maka akan menjadi ghibah. Keduanya sama-sama menyebabkan dosa.
Hingga tiba suatu hari dimana ada acara pengajian ibu-ibu di mushalla. Hampir semua ibu-ibu dan remaja putri di gang Naga menghadiri acara pengajian itu, termasuk Ibu Syaqi. Kebetulan thema yang dibahas adalah masalah perdagangan dalam Islam. Para ibu yang hadir sangat antusias mendengarkannya, beberapa ibu mencatat di buku catatan kecilnya apa yang diucapkan oleh ustadz.
Setelah tiba waktunya untuk bertanya jawab, Yuyun pun segera bertanya pada ustadz.
"Apa hukumnya, setelah kita membayar barang yang sudah disetujui oleh kedua pihak baik jumlah dan harga, tapi tiba-tiba setelah transaksi selesai, pembeli mengambil sendiri barang yang diperdagangkan tanpa persetujuan penjual, dengan alasan sebagai sampel?" tanya Yuyun.