Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemarah Bukan Orang Kuat

15 Februari 2023   15:04 Diperbarui: 15 Februari 2023   15:54 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadits : Jangan Marah. (Dok. pribadi)

Pak Guru Alim sedang berada di depan kelas. Para murid sangat menyukai pelajaran yang diampu oleh Pak Guru Alim. Dia dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas tidak hanya mendasari pada apa yang ada di buku teks. Dia selalu mengajak para siswa berdiskusi tentang keadaan yang sedang terjadi.

"Assalamu'alaikum, anak-anak", salam dari pak guru Alim saat masuk ke dalam kelas.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wa barakaatuh," Pak Guru.

"Coba ambil buku dan pulpen kalian, lalu salinlah ini foto kopi yang bapak bagikan".

"Baik, pak guru", jawab para murid serentak.

Pak guru Alim pun membagi foto kopi sebuah hadits ke para murid. Para siswa pun menyalin di buku mereka masing-masing.

Setelah menunggu beberapa saat, Pak guru Alim pun bertanya pada para murid apakah sudah ada yang selesai. Sesuai dugaannya, separuh dari para muridnya sudah selesai menyalin karena mereka memiliki ketrampilan menulis dalam Bahasa Arab yang relatif baik sejak awal tahun pelajaran. Mereka pun rajin mengikuti tausiah setiap jam nol. Jam nol ialah jam belajar tambahan sebelum jam 7 pagi, sebelum jam resmi belajar dimulai.

Pada jam nol itu, Pak guru Alim terbiasa memberi satu foto kopi tentang hadits, yang lalu disalin oleh para murid di buku tulis masing-masing.

Sebelum melanjutkan pelajarannya dia mengecek hasil kerja para murid dan juga melihat hasil kerja mereka yang telah selesai. Dia melihat hasil kerja muridnya Muhsin.

Setelah yakin semua telah selesai menyalin hadits itu, dia pun mulai mendiktekan arti dari hadits itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun