[caption id="attachment_385156" align="aligncenter" width="400" caption="Pertelevisian"][/caption]
Menyedihkan sekali kalau melihat dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semakin hari, bulan, tahun bukannya menanyangkan acara yang bermanfaat, inspiratif dan mendidik tetapi malah menayangkan acara-acara yang sama sekali tidak ada manfaatnya. Banyak sekali acara-acara sekarang di dunia pertelevisian kita yang menyajikan tayangan berupa fiksi daripada ilmiah kepada para generasi muda penerus bangsa. Tentunya semua ini membuat kita semua prihatin akan bagaimana masa depan dan nasib bagsa ini apabila generasi muda kita dicekoki oleh tayangan yang seperti ini secara terus-menerus, bahkan bukan tidak mungkin di masa yang akan mendatang negara Indonesia ini bisa bubar akibat para generasi muda yang semenjak kecil diberi tontonan yang tidak layak seperti ini sehingga tidak bisa untuk memberikan kontribusi yang berarti untuk Bangsa dan Negara.
Mengenai masalah ini saya punya kutipan menarik dari Maynard James Keenan seorang musisi dari Amerika Serikat yaitu :
"If the education of our kids comes from radio, television, newspapers - if that's where they get most of their knowledge from, and not from the schools, then the powers that be are definitely in charge, because they own all those outlets."
Yang jika di artikan adalah "Jika pendidikan anak-anak kita berasal dari radio, televisi, surat kabar - kalau itu di mana mereka mendapatkan sebagian besar dari pengetahuan mereka dari, dan bukan dari sekolah, maka kekuatan yang akan pasti bertanggung jawab, karena mereka memiliki semua outlet tersebut."
Kalau saya lihat dari Quotes tersebut dewasa ini, pendidikan bukan hanya berasal dari sekolah saja, tetapi bisa datang darimana saja dan siapa saja, serta kapanpun entah siang, malam, ataupun saat kita terlelap oleh dunia mimpi. Tak dapat dipungkiri pendidikan adalah harga mati untuk masa mendepan seperti yang sudah dikatakan oleh banyak orang dan juga beberapa kitab Suci seperti Al-Quran dsb, dan salah satu datangnya pendidikan dari apa yang kita lihat dengar yaitu televisi. Bagaimana generasi kita akan maju apabila terus-menerus menayangkan acara yang buruk seperti ini ? Dan keadaan seperti ini diperparah dengan sikap KPI yang tidak jelas mengenai peraturan dunia pertelevisian di Indonesia ini, seiring dengan berjalannya waktu semua siaran di Indonesia ini menjadi semakin ketat, banyak sekali adegan-adengan yang dipotong, sisensor, dsb yang padahal adegan tersebut sudah biasa bagai kehidupan kita sehari-hari contohnya adalah saat merokok. Memang merokok tidak baik untuk kesehatan semua orang di dunia mengetahui akan hal tersebut, akan tetapi dengan melakukan sensor secara seenaknya tersebut dapat mencegah seseorang akan merokok atau tidaknya tentu KPI tidak akan bisa menjamin kan ? Malahan yang ada merusak suatu scene dari film/acara yang sedang kita lihat.
Selain itu saya hingga detik ini masih tidak mengerti bagaimana standard perfilman yang ditetapkan KPI untuk Indonesia ini ? Satu persatu acara yang hiburan yang lumayan bagus mulai ditarik dari peredaran dengan alasan yang tidak jelas dan terkesan mengada-ngada, sebagai contoh Tom and Jerry dan beberapa acara lainnya yang dilarang tayang di Indonesia dengan KPI. Lantas bagimana dengan acara GGS ? Facebookers ? dan puluhan acara lainnya yang kita semua tahu gak ada gunannya sama sekali bagi kita semua ? Apakah yang seperti itu layak untuk kita konsumsi ? Bagaimana dengan tanyangan Gossip dsb ? Apakah itu layak juga untuk publik konsumsi ? Untungnya dewasa ini pertelevisian kita masih bisa terselamatkan dengan hadirnya NET.ONE karena saya akui NET memberikan tayangan yang cukup berimbang antara dunia pendidikan dan hiburan, tidak seperti televisi swasta lainnya yang sudah tidak jelas arah dan tujuannya akan kemana dan bagaimana. Sebagai contoh ibas dari Pemilu Legislatif dan Presiden kemarin 2 televisi swasta kita ini menjadi mesin politik Metro terus-menerus membahas KIH dan menjatuhkan KMP sedangkan TV ONE terus menerus mengkritik KIH dan membela KMP.
Entah sampai kapan renaissance dunia pertelevisian Indonesia ini akan terus berjanjut ? Dan seperti yang kita ketahui semakin banyak masyarakat mulai malas untuk menonton televisi dalam negeri, sekarang berbondong-bondong orang mulai pindah menggunakan TV Kabel untuk menyaksikan acara luar yang saya akui lebih bermanfaat daripada acara lokal. Seharusnya ini menjadi pelajaran bagi KPI maupun para pemilik dan pengelola televisi swasta kita, bagaimana mereka akan menampilkan suatu acara yang berkualitas jangan hanya mementingkan ego pribadi dari perusahaan dan keuntungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI